Kamis, 19 April 2018

Mama Tak Sayang Aku Lagi

CERITAHOT | Namaku Rian. Seorang murid kelas 3 SMP yang biasabiasa saja. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Adikku yang kecil masih berumur 1 tahun dan masih menyusui. Mamaku bernama Kirana, dia hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Sedangkan ayahku seorang pemilik tour agent sekaligus sebagai tour guide sehingga beliau sering keluar kota. Mamaku sangat cantik dan menarik meski usianya sudah 35 tahun.

Dia sering berpakaian seadanya kalau di rumah. Setelah mandi dan mengeringkan tubuh, mama kadang juga tidak langsung mengenakan seluruh pakaiannya, namun hanya mengenakan celana dalam dan BH keluyuran di dalam rumah. Memang tidak lama-lama, biasanya dia begitu kalau ada keperluan yang membuatnya tidak sempat mengenakan pakaian, seperti urusin si kecil yang tiba-tiba rewel. Ah mama memang sangat cantik, batinku.

Meskipun begitu aku tetap tidak pernah berpikiran jorok terhadapnya, hanya mengagumi kecantikannya serta sifatnya yang baik dan penyayang. Namun sepertinya tidak hanya aku yang tertarik pada mama. Teman-temanku yang pernah datang ke rumahku sering memuji dan berkata padaku betapa cantik dan seksinya ibu kandungku ini.

Aku tentu saja bangga mamaku banyak yang mengagumi, tapi kadang jengkel juga kalau ucapan mereka mulai aneh-aneh. Sebentar lagi aku akan ujian nasional. Dari beberapa ujian uji coba aku bersyukur selalu lulus meskipun dengan nilai paspasan. Aku harus belajar lebih giat agar nilaiku makin bagus sehingga bisa masuk ke SMA negeri yang bagus. Meski sudah mau ujian nasional, teman-temanku masih sering bermain ke rumahku, yang aku rasa tujuan mereka hanya pengen ngecengin mamaku.

Di antara mereka ada yang ngebet banget mencari perhatian mama, Ando namanya, temanku yang paling mesum dan yang paling kotor otaknya. Di kelas dia pemalas dan sering remedial kalau ulangan. Gimana nilai ujian uji cobanya? Lulus kan? tanya mama pada Ando.

Duh saya gak lulus tante jawab Ando dengan nada murung. Lho kok bisa gak lulus sih? Habisnya Rian gak mau kasih contekan waktu ujian Kamu ini Masa nyalahin anak tante sih? Salah kamu sendiri kan yang tidak belajar, tiru dong anak tante, rajin dia Soalnya kalau di rumah gak bisa belajar tante. Lho Kenapa? Di rumah sempit tante, berisik, gak ada tempat untuk belajar, jawabnya beralasan lagi-lagi dengan nada sok murung, padahal memang dia sendiri yang pemalas. Tapi ku lihat mama malah terpengaruh dengan ucapan Anto ini.

Kamu itu harus belajar yang rajin dong jangan sampai gak lulus nantinya untung ini baru uji coba ujar mamaku perhatian. Mama orangnya memang tidak tegaan melihat orang kesusahan dan mengiba padanya. Mama sungguh wanita yang baik dan perhatian, sifat keibuannya begitu lembut dan disukai siapapun. Ya mau gimana lagi tante.

Hmm Gimana kalau kamu ikut belajar bareng saja sama anak tante. Kamu bisa datang ke sini kapanpun kamu mau untuk belajar. Kamu mau kan sayang bantuin Ando belajar? tanya mama kemudian padaku. Eh, iya Ma. Gak masalah kok jawabku mengiyakan walaupun hatiku keberatan. Meskipun begitu ku ambil saja sisi baiknya, karena sepertinya dengan membantu Ando belajar aku yakin aku justru akan semakin pandai dibuatnya. Anak mama ini memang baik. Sesama teman memang harus saling membantu ujar mama sambil membelai rambutku. Aku hanya nyengir.

Ya sudah, tante tinggal dulu yah, tante mau masak makan malam. Mending sekarang kalian belajar. Ando, jangan raguragu bertanya pada Rian kalau ada yang kamu gak ngerti lanjut mamaku lagi sambil menuju dapur. Yuk Ndo kita belajar bareng ajakku pada Ando.

Kami pun pergi ke kamarku untuk belajar. Tapi dasar Ando yang emang pemalas, hanya sekitar 10 menit saja dia belajar, setelahnya hanya aku sendiri yang sibuk dengan bukubuku, dia malah asik bermain dengan komputerku, bahkan browsing-browsing situs. Lo kok malah main komputer sih Ndo? tanyaku kesal padanya. Santai aja bro belajarnya, ntar otak lu meleduk lho hehe ucapnya tanpa mengalihkan pandangan dari layar monitor.

Namun saat mamaku muncul untuk mengantarkan kue dan minuman, dengan cepat Ando malah ikut nimbrung bersamaku pura-pura belajar. Wah, kalian belajarnya rajin banget, bagus deh Nih ada kue dan minuman ucap mamaku. Makasih Ma Makasih tante Mama saat ini sudah berpakaian lebih santai, hanya mengenakan daster batik tipis tanpa lengan yang dalamnya hingga ke lututnya.

Aku saja terpesona melihat penampilan mamaku, apalagi Ando, matanya tidak mau beranjak melihat tubuh ibu kandungku ini, pandangan matanya seakan menelanjangi mamaku! Mama lo emang cakep banget bro gak salah banyak yang demen, hehe ucap Ando setelah mama keluar dari kamarku. Aku hanya nyengir kecil saja. Antara bangga dan kesal ibu kandungku dipuji seperti itu. Akupun lanjut belajar lagi, namun si Ando masih tetap belajar dengan malas-malasan.

Dia lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputerku. Bodo ah, terserah dia mau belajar atau nggak. Begitulah, sejak saat itu Ando jadi semakin sering main ke rumahku, bahkan sampai nginap segala. Alasannya untuk belajar bareng, tapi lebih banyak bermain dan bersantai menikmati fasilitas rumahku, serta mencuci mata melihat mamaku.

Ando juga sering cari muka ke mamaku pura-pura belajar. Bahkan dia mulai bertingkah manja dan ingin dianggap anak dari mamaku juga. Kalau ada papa, Ando masih sedikit menjaga kesopanan, tapi kalau papa sudah berangkat kerja, dia bakal melunjak tingkah sok manjanya. Mama memang tidak mempermasalahkan tingkah Ando itu. Tapi sesekali ku lihat mama risih juga kalau Ando terlalu melunjak meskipun mama masih membiarkannya.

Contohnya saja ketika mama selesai mandi waktu itu. Ando seenaknya masuk ke kamar mama lalu seperti anak kecil minta dibikinin serapan, padahal mama masih menggunakan handuk. Tampak raut wajah mama yang kurang suka, tapi dia masih berusaha tetap tersenyum dan mengiyakan permintaan temanku itu. Melihat hal itu aku yang jadi kesal dibuatnya.

kakakdewa penipu Mama Tak Sayang Aku Lagi


Aku mengatakan ke mama kalau aku kesal pada Ando dan menyuruh mama jangan terlalu berbaik hati pada temanku itu, tapi mama malah seakan membela Ando. Sayang kalau sama teman itu harus baik-baik. Lagian Ando kan katanya kurang kasih sayang dari ibunya jawab Mama. Aku tidak yakin ucapan Ando yang mengatakan ibunya tidak sayang dengannya itu benar apa tidak, aku rasa itu hanya alasannya agar bisa menempel pada mamaku. Terpaksa ku hanya diam menuruti meski hatiku dongkol. Kalau beneran teman yang baik sih emang aku akan bersikap baik, tapi kalau temanku seperti Ando itu, ogah.

Tuh anak kerjaannya hanya nonton bokep dan bermain game saja. Tak jarang aku mendapatinnya sedang asik onani. Biasanya dia melakukan onani setelah bermanja-manjaan dengan mamaku. Sorry bro, mama lo cakep banget, gak tahan gue, gue onani dulu yah sambil ngebayangin mama lo ujarnya.

Anjing lo Ndo, seenaknya aja kalau ngomong. Aku kesal sekali mendengar ucapannya itu. Sungguh kurang ajar mengatakan hal seperti itu pada mama di depanku. Tapi Ando hanya cengengesan saja ku maki. Memang tak ku pungkiri mama sangat menarik. Wajahnya cantik, kulitnya putih mulus, tubuhnya juga indah. Tentunya akan menarik lelaki manapun. Siapa saja pasti akan bernafsu melihat ibu kandungku. Apalagi oleh remaja-remaja tanggung seusia kami.

Aku hanya bisa memaklumi temanku yang satu ini karena pergaulan dan lingkungan tempat tinggalnya yang kacau. Aku hanya membiarkan saja ucapan Ando itu. Membiarkan temanku beronani ria membayangkan mama kandungku. Dan entah kenapa ucapan dan perbuatan Ando itu membuat aku sekarang jadi ikut berpikir yang tidak-tidak pada mama.

Semakin lama, mama semakin terbiasa dengan tingkah sok manja Ando maupun perbuatanperbuatannya yang kurang sopan sebagai orang yang bukan keluarga. Mama sudah tidak mempermasalahkannya lagi dan mencoba memaklumi kelakuannya yang kurang kasih sayang seorang ibu itu. Ando minta kancingkan baju, mama turuti. Minta cium selamat tidur, mama turuti. Sampai-sampai saat Ando minta disuapin, mamapun dengan senang hati menuruti. Ma. Kok mama nyuapin Ando sih? tanyaku heran dan juga kesal saat melihatnya.

Oh ini permintaan Ando kemarin malam waktu kamu udah tidur. Dia ingin merasakan disuapin sama mama juga katanya jawab mama santai. Iya bro lo dulu kan udah pernah, gue kan kepengen juga, mama lo yang cantik kan mama gue juga sekarang, iya kan tante?? ucap Ando seenaknya. Tampak mama mencubit paha Ando karena ucapan temanku itu.

Meski tidak keras, tapi Ando berlagak kesakitan, membuat mama jadi tertawa kecil. Argh Rasanya sungguh aneh melihat ibu kandungku menyuapi orang lain, bahkan sampai bercanda akrab seperti itu, apalagi orang lain itu adalah temanku yang jelek dekil ini. Perasaanku campur aduk! Aku yang tidak mau kalahpun mencoba mendekat, aku juga ingin merasakan disuapi oleh mama lagi. Tapi Ando seakan tahu apa yang akan ku lakukan. Diapun mendahuluiku minta mamaku segera menyuapinya lagi.

Tante. Aaaaakkkkk ucap Ando sambil membuka mulut lebarlebar. Kamu ini manja amat ujar mama sambil menyuapi Ando. Ku lihat Ando melirik padaku dan berusaha cengengesan sambil menerima suapan dari ibu kandungku. Brengsek! Ma panggilku. Ya sayang? Aku mau juga dong pintaku. Hihihi Emang kamu mau jadi anak kecil lagi? Katanya dulu gak mau disuapin mama lagi karena udah gede, hihi

Biarin Ma ucapku terpaksa menelan ludah sendiri karena tidak mau kalah sama Ando yang jelas-jelas bukan anak mama. Tampak mama seperti akan menuruti keinginanku, dia menghadap ke arahku dan menyendoki nasi goreng itu. Tapi lagi-lagi Ando mendahuliku! Tanteeeeee. Aku belum selesai makaaaaan ujar Ando sok merajuk sambil menahan tangan mama. Membuat mama jadi batal menyuapiku dan balik menyuapi Ando lagi. Sayang kamu makan sendiri aja dulu yah, mama kerepotan banget nih ngurusin temanmu ujar mama.

Terang saja aku kecewa. Aku semakin kesal karena lagilagi Ando melirik cengengesan padaku sambil menerima suapan dari mama. Akhirnya aku hanya makan sendiri sambil melihat pemandangan yang membuat hatiku sakit. Makanku jadi tidak enak. Ando, gimana belajarnya? Kamu belajar yang rajin kan? tanya mama kemudian setelah Ando selesai makan. Rajin kok tante, tanya aja Rian. Iya kan bro? Hehe Iya lo rajin banget jawabku malas. Aku tidak mau peduli lagi dia belajar atau tidak. Tuh kan tante aku rajin belajar, hehe.

Kalau bisa jangan cuma rajin belajar di rumah tante aja dong. Di sekolah juga, terus dapatkan nilai yang bagus ujar mamaku lagi. Ah, tante kok masih gak percaya aja sama aku. Lihat aja deh besok, nilai ujian ujicoba berikutnya pasti bagus. Kalau nilaiku bagus tante mau kasih apa ayo?? ujar Ando menantang. Duh, kamu ini kok malah minta imbalan sih? Habisnya tante masih aja anggap Rian lebih pintar dari aku rajuk Ando.

elas saja memang aku yang lebih pintar dari dia! Enak aja dia ngomong lebih pintar dariku. Ya sudah, tante bakal kasih kamu hadiah kalau nilai ujian kamu lebih bagus dari nilainya anak tante. Nanti kamu boleh minta hadiah apapun pada tante. Oke? Beneran boleh minta hadiah apapun tante? tanya Ando bersemangat. Iya, kalau tante bisa kasih akan tante kasih jawab mamaku. Oke deh tante, hehe Kamu setuju kan sayang? tanya mama kini padaku. Aku sebenarnya menolak ide ini, tapi tentu tidak mungkin kalau nilai ujianku akan kalah bagus dari nilainya Ando. Jadi ku terima saja.

Kalau aku menang, aku boleh minta apapun juga kan Ma? tanyaku. Aku berencana meminta mama tidak membolehkan Ando main ke sini lagi. Iya boleh Ya sudah, kalian belajar yang rajin yah ujar mama sambil tersenyum manis pada kami. Mama terlihat sangat senang karena kami bersemangat belajar, tapi tentunya aku dan Ando punya tujuan tersendiri. Ando ku yakin akan meminta hal yang mesum pada mama, sedangkan aku harus mencegah hal itu terjadi. Ku pikir aku tidak akan kesulitan memenangkan pertandingan ini. Beberapa hari berlalu, hari ujian uji cobapun tiba.

Aku dapat menjalani ujian dengan baik. Entahlah dengan Ando. Dia belajarpun tidak, kerjaannya hanya nonton bokep serta manjamanjaan sama mamaku kalau di rumah. Tentu saja aku berpikir aku akan mendapatkan nilai yang lebih bagus, tapi aku tidak menyangka kalau nilai Ando lebih bagus dariku. Bagaimana bisa????

Akhirnya Andolah yang memenangkan pertandingan ini. Sialan! Hehe, aku yang menang kan tante. Kan udah aku bilang kalau aku lebih pintar dari pada anak tante, hehe ujar Ando sombong. Iya, deh, kamu mau hadiah apa emangnya? tanya mama kemudian. Aku masih bingung bagaimana Ando bisa dapat nilai yang bagus. Tapi aku tidak ada waktu untuk mencari tahunya, aku lebih penasaran apa yang akan diminta Ando pada mama. Ngg aku mau dimandiin sama tante cantik, hehe Aku kaget setengah mati. Ando minta dimandiin sama mamaku! Berarti dia nanti akan telanjang di depan mama?

Aku penasaran apa jawaban mama. Mau tante mandiin? Waduh memangnya tidak ada permintaan lain yah? tanya mama sepertinya keberatan. Tentu saja, karena yang meminta mandi padanya adalah pria tanggung seusia anak lakilakinya, bukan keluarga pula. Tapi aku lebih khawatir pada niat mesum Ando. Tapi aku mau dimandiin sama tante Aku kan udah belajar susah-susah tante, demi minta dimandiin sama tante. Mau yah tante pinta Ando memelas. Mama melirik padaku seakan meminta persetujuan dariku. Tentu saja aku tidak rela. Mama tahu itu. Mamapun juga aku tahu ada rasa keberatan di hatinya karena sekarang manjanya Ando semakin melunjak sampai minta dimandikan. 

Tapi mama memang punya ikatan janji yang harus dipenuhi. Hmm Ya sudah tante turutin. Tapi kamu aja yah yang telanjang, tante gak ikutan mandi. Nanti bukannya mandi kalau kita sama-sama telanjang, hihihi kata mama tertawa kecil malah menggoda Ando. Aku sendiri sampai berpikir yang tidak-tidak dibuatnya.

Oke deh tante, aku aja yang telanjang, telanjang di depan tante, di depan wanita bersuami, mama dari temanku yang cantik ucap Ando sambil melirik padaku, sengaja mengaduk-aduk hatiku dengan menggunakan kalimatkalimat seperti itu. Tapi ku lihat mama hanya tersenyum saja. Aku masih tidak percaya mama mau memandikan temanku ini. Perasaanku campur aduk, deg-degan membayangkan ibu kandungku ini akan berduaan di kamar mandi bersama orang asing yang dekil item seperti temanku ini.

Ando akan bertelanjang di hadapan mamaku untuk dimandikan. Aku cemburu dan kesal. Ku lihat mama tersenyum padaku. Mama seperti mau mengatakan kalau tidak apaapa dan tidak perlu khawatir. Semoga saja Ando tidak macammacam selain hanya mandi. Sayang mama mau mandikan temanmu dulu yah tolong bantu lihat adikmu kalau dia nangis. Tolong jaga juga kalau tibatiba papa pulang ucap mama kemudian. Eh, iiya ma jawabku yang lagi-lagi dibalas mama dengan tersenyum manis. Sedangkan Ando nyengir-nyengir.

Yuk tante, mandi, hehe ajak Ando menggandeng tangan mamaku. Tampak perbedaan warna kulit yang mencolok antara tangan Ando dan mamaku. Ando hitam dekil, sedangkan mama putih mulus. Iya, dasar kamu tidak sabaran. Kita pakai kamar mandi tante saja yah Ada bathtubnya, jadi kamu bisa tante mandikan di sana nanti kata mama. Oke tante, hehe Bro, gue mandi dulu yah bro dimandiin sama mama lo tersayang, hehe ujar Ando cengengesan padaku. Aku betul-betul kesal melihat wajahnya.

Mama dan Ando lalu masuk ke dalam kamar Mama untuk menggunakan kamar mandi yang ada di sana, sedangkan aku menunggu di ruang tengah. Setelah mereka masuk ke dalam kamar dan menutup pintu, aku masih sempat mendengar Ando yang terus saja menggoda dan memuji mamaku. Sesekali terdengar juga cekikikan mama karena godaan-godaan temanku itu. Mama juga berteriakteriak kecil sambil tertawa. Ah apa yang dilakukan Ando pada mamaku. Tidak lama kemudian aku mendengar suara air dari dalam kamar mandi, sepertinya mama sudah mulai memandikan Ando.

Aku yang penasaran pun nekat masuk ke dalam kamar mama. Tampak baju, celana serta kolor Ando berserakan di atas tempat tidur orangtuaku! Berarti Ando sudah telanjang sejak di kamar Mama! Kepalaku jadi pusing dibuatnya. Aku sungguh penasaran, aku mencoba menguping pembicaraan di kamar mandi. Pasti saat ini penisnya sedang mengacung-ngacung di hadapan ibu kandungku.

Tante mandiin Ando yang bersih yah, hehe kata Ando. Iya ini juga tante lagi mandiin kamu Hehe, senang banget bisa dimandiin telanjang sama tante. Beruntung Ando berteman dengan anaknya tante. Bisa dimandiin sama mamanya yang super cantik dan nafsuin, hehe Aduh tante, sakit sakit terdengar suara Ando kesakitan, sepertinya mama baru saja mencubitnya. Rasain tuh kamu Hehehe, ampun, ngomong-ngomong kontol aku gede gak tante? Kamu mau tante cubit lagi? Eh, jangan tante, tapi jangan lupa ntar kontol Ando disabunin juga yah, hehe.

Hmm kalau itu kamu sendiri aja yah tolak mama halus. Yah, kok gitu sih, sekalian dong Kamu ini mau mandi atau apa sih Ndo? Mandi dong tante kan cuma nyabunin aja. Pasti tante geli yah sama kontol aku yang gede. Mantab kan tante tegangnya? Lebih gede dari punyanya anak tante yah? Hehe ujar Ando makin melunjak. Eh, kamu kenapa ngocokngocok gitu di depan tante? Kalau kamu nakal gini ntar gak selesai-selesai lho mandinya ujar mama. Bagus dong, bisa berduaan terus sama tante, hehe.

Duh, kamu ini. Ya sudah, tante bantu bersihin bagian itu kata mamaku kemudian. Makasih tante, tante memang mama yang baik. Ando sayang sama tante Tak lama kemudian terdengar suara Ando seperti mendesahdesah kecil. Jelas kalau dia saat ini sedang disabuni penisnya oleh mama kandungku. Entah bagaimana mama menyabuninya. Aku pusing sendiri membayangkannya. Aku cemburu luar biasa. Mamaku yang cantik saat ini sedang menyabuni penis temanku!

Duh, burungmu hati-hati dong teriak kecil mamaku. Aku penasaran apa yang terjadi, tapi aku hanya bisa menguping diamdiam. Iya mama temanku yang cantik, cuma kena dikit kok jawab Ando. Apanya yang kena dikit???? Wajah mama kah? Hmm Tante gak telanjang aja kamu udah tegang gitu, gimana kalau tante ikutan telanjang nih hihihi ujar mama menggoda Ando. Sepertinya mama sudah semakin rilex, dari yang tadinya menolak permintaan Ando, kini sudah bisa bercanda kembali menggoda temanku. Hehehe, habisnya daster tante tipis sih basah lagi. Jadi nyeplak gitu tuh susu tante kelihatan. Tante seksi banget. Tante sengaja yah bikin aku konak? Nih liat kontol aku sampai keras gini, hehe ujar Ando.

kakakdewa penipu Mama Tak Sayang Aku Lagi


Ah jantungku berdebar tak karuan mendengar percakapan mereka. Apalagi mendengar perkataan Ando barusan. Baju mama basah? Berarti Ando bisa melihat bayangan buah dada mamaku! Aku juga baru sadar kalau mama tidak pakai BH tadi, dan juga pakaian yang mama kenakan saat ini adalah salah satu dasternya yang paling tipis dan paling seksi. Aku berkali-kali coli sambil melihat mama dengan pakaian itu. Sekarang pemandangan itu tersaji di depan temanku. Sungguh beruntung Ando bisa melihat mamaku basah-basahan dengan daster tipis itu. Mama pasti sangat seksi saat ini. Aku cemburu, tapi juga horni.

Kamu ini Tante bilangin anak tante baru tahu rasa kamu Emang bilangin apa? Bilang kalau aku ngelihatin susu mamanya yang nyeplak? Terus ngejelasin kalau sekarang tante lagi usap-usap kantong zakar aku? Tadi tante juga ngocokin batang penisku kan? Hehe balas Ando cengengesan. Jedar! Jantungku rasanya mau meledak mendengarnya, membayangkan mama membersihkan penis Ando sampai mengocok-ngocoknya. Dasar ah, kamu. Nih kamu lanjutin sendiri bersihin burungmu.

Bercanda kok tante lanjutin lagi dong pinta Ando yang sepertinya ketakutan kalau mamaku marah. Mama sepertinya tidak benar-benar marah, karena terdengar Ando tak lama kemudian mendesah lagi. Mamaku kembali membersihkan kemaluan temanku dengan tangannya! Untung tante masih pakai celana dalam. Kalau tidak pasti Ando udah muncrat. Bisa belepotan dong wajah dan daster tante kena pejuku ucap Ando kemudian. Maumu tuh. Kurang ajar dong namanya nyemprot wajah mama teman sendiri pakai sperma balas mama. Aduh tante, sakit Rasain.

Beberapa saat kemudian terdengar suara air kembali. Sepertinya mama lanjut membasuh badan Ando. Sepertinya acara mandi ini akan segera berakhir. Udah kan mandinya? Tante mau keluar dulu, kalau kamu mau buang sperma setelah ini silahkan. Tante tahu dari tadi kamu udah gak tahan ujar mamaku. Hehe, iya tante, tau aja kalau aku konak banget dari tadi ucap Ando yang semakin kehilangan rasa sopannya pada mamaku.

Jangan lupa disiram yang bersih ucap mama kemudian yang ternyata tiba-tiba sudah membuka pintu. Aku ketahuan sedang berada di dalam kamar! Rian? Kamu ngapain di sini? tanya mamaku. Eh, itu.. aku mau pastiin mama gak diapaapain Iya mama gak diapaapain kok. Tapi memang temanmu itu nakal banget kata mamaku sambil tersenyum manis. Ku perhatikan kondisi mamaku. Memang benar susu mama nyeplak jelas dari dasternya yang tipis dan basah itu. Putingnya tampak sekali menerawang. Rambut, wajah dan seluruh tubuhnya basah kuyup. Sungguh pemandangan yang seksi dan memancing lelaki manapun untuk mengeluarkan sperma.

Sungguh puas Ando melihatnya dari tadi. Hehe, ada Rian yah tante? ucap Ando. Berbeda dengan sosok indah di depanku, di belakang mama, ku lihat temanku yang jelek itu sibuk mengocok penisnya sambil berdiri tak jauh dari mamaku. Tante aku muncraaaat tiba-tiba dengan kurang ajarnya Ando muncrat hingga mengenai belakang tubuh mamaku! Pantat mama yang tertutup daster, pahanya, serta kaki mamaku kena telak dipejuin temanku ini. Sungguh kurang ajar! Hatiku perih melihat ibu kandungku dipejuin orang seperti dia. Tapi mama justru berteriak manja. Kyaaaah, Andoooo! Spermamuuu!

Sorry tante, habisnya tante ngapain sih berdiri di situ, kena semprot deh, hehe jawab Ando beralasan. Sungguh Ando biadab, dia seperti sengaja menunjukkan padaku pemandangan mamaku dipejuin olehnya. Rasanya ingin ku hajar wajah buruknya itu, tapi tak jadi ku lakukan karena tiba-tiba terdengar suara pagar bergeser. Papa pulang! Ando dengan terbirit-birit mengenakan pakaiannya dan lari ke kamarku. Mama juga kembali masuk ke kamar mandi pura-pura mandi.

Sebelum menutup pintu mama sempat berbisik padaku, Jangan kasih tahu papa yah sayang Ah, hatiku diadukaduk. Aku tidak tahu apa yang aku rasakan. Hatiku sakit karena cemburu, tapi aku juga konak berat karena situasi ini. Bisabisanya mama diamdiam melakukan hal seperti ini di belakang suaminya. Meski awalnya keberatan, tapi mama kini terlihat menikmati permainan dari Ando. Aku pikir hanya sekali itu Ando dimandikan oleh mama. Namun ternyata tiap ada kesempatan Ando selalu minta dimandiin sama mamaku. Memang kebanyakan aku tidak melihatnya langsung, tapi diceritakan oleh mama ataupun Ando. Terus Ando onani lagi Ma setelah mandi? tanyaku pada mama.

Iya, temanmu itu manja, tapi nakal juga yah Mama jadi sering kena ceceran spermanya jawab mama yang bikin aku kesal. Kok mama kasih sih? Makanya dia minta terus Mama tidak menjawab. Mama sepertinya juga bingung kenapa dia malah terus menuruti keinginan Ando walaupun awalnya dia selalu keberatan. Tujuan mama yang dulunya hanya ingin memanjakan Ando malah jadi seperti terseret ke permainan nakal temanku itu.

Perangai Ando semakin hari semakin melunjak sok manjanya. Setelah mandi, dia juga minta mama yang pakaikan dia baju, lalu minta disuapin. Sungguh eneg melihat tingkahnya itu. Aku sampai tidak pernah bisa bermanjaan lagi dengan ibu kandungku sendiri karena Ando yang selalu menempel padanya. Terpaksa aku hanya coli sendiri. Tentunya aku tidak ingin Ando sampai tahu kalau aku sekarang juga bernafsu pada mamaku. Suatu hari papa tidak pulang karena urusan pekerjaan. Ando malah minta tidur bareng dengan mama di kamar mama. Boleh kan tante aku tidur bareng? tanya Ando memastikan.

Duh, masa kamu tidur sama tante sih? Terus kamu ninggalin Rian sendirian dong di kamar? balas mama. Biarin aja tante, gak apa kok. Iya kan Bro? Gak apa kan gue tidur seranjang sama mama kandung lo yang cakep? Hehe Enak aja lo! Lo tidur di luar sana, kalau perlu lo balik ke rumah lo! makiku padanya. Ah, berisik lo bro. Gue kan juga pengen ngerasain dikelonin dan tidur bareng sama seorang mama. Lo kan udah sering waktu kecil. Ya tante. Boleh yah please. Kasihani aku dong tante yang gak pernah disayangi mamaku dulu ujar Ando memelas memasang wajah sedih. Mama tampak berpikir, kemudian menghela nafas.

Yah mama pikir tidak apa kalau kamu ingin tidur bareng ucap mama sambil mengusap kepala Ando. Lagilagi mama menuruti keinginan Ando. Aku juga mau tidur sama mama kalau gitu pintaku tak mau kalah. Aku harus menjaga mama dari kelakuan temanku ini. Kamu mau tidur bareng juga? tanya mama padaku. Iya Ma Ya sudah kalau gitu muat kok kita tidur bertiga. Gak apa kan Ndo kalau Rian juga ikutan? Ya gak apa sih, asal jangan ganggu aja, hehe kata Ando cengengesan. Setelah mama menyusui adikku dan meletakkannya di ranjang bayi, kamipun pergi tidur. Mama berada di tengahtengah diapit oleh aku dan Ando.

Malam ini mama terlihat sangat cantik dengan gaun tidurnya yang tipis dan diatas lutut itu. Aku jadi konak sendiri berada di sampingnya. Ku yakin Ando juga demikian. Melihat mama dengan pakaian itu saja sudah bikin konak, apalagi seranjang dengannya seperti yang kami lakukan sekarang. Pemandangan yang seharusnya hanya bisa dilihat Papa, kini juga dapat dilihat olehku dan teman tak diundangku ini. Selamat tidur sayang ucap mama sambil mencium keningku, begitu juga dengan kening Ando layaknya anaknya sendiri. Selamat tidur Ma balasku. Tentunya aku tidak ingin segera tidur, aku harus memastikan kalau mamaku aman. Tapi ternyata rasa kantukku cukup kuat dan membuat aku tertidur juga. Tengah malam, aku terbangun karena mendengar suara-suara di sebelahku.

Aku coba memasang telinga yang sedang mereka obrolkan. Ayo dong tante pengen nih.. mumpung anak tante udah tidur kata Ando berbisik dengan nada memaksa. Duh, masa sekarang sih? Pengennya sekarang tante, ayo dong buka dikit dasternya, udah haus nih pengen nyusu, hehe Hah? Pengen nyusu?? Ando ingin menyusu pada mamaku?? Kamu ini kamu sengaja ya memintanya sekarang? Saat Rian ada di sebelah kita? tanya mama yang hanya dibalas Ando cengengesan. Kan tante janji mau ngasih aku susu juga Tapi kan susu tante yang udah diperas, bukan yang diminum langsung dari sumbernya Lebih enak yang diminum langsung dari sumbernya, hehe Hush Suaramu itu pelanin. Nanti Rian bangun ucap mama.

Terlambat, aku sudah terbangun dan menyimak obrolan mereka. Ayo dong tante mau yah? pinta Ando lagi terus memaksa. Ya sudah, buruan nyusunya. Tapi jangan berisik ucap mama kemudian membolehkan. Mama lalu menurunkan tali dasternya hingga memperlihatkan sepasang buah dadanya yang penuh susu itu. Susu yang pernah ku hisap saat kecil kini juga akan dihisap oleh temanku yang jelek dekil ini. Perasaanku campur aduk. Dalam kegelapan, tampak Ando langsung menyosor buah dada mamaku. Mama sempat melenguh pelan karena Ando yang begitu semangat. Daripada dikatakan menyusu, Ando lebih seperti mencabuli ibu kandungku ini.

Tangan mama awalnya menahan tubuh Ando agar tidak menindihnya, tapi lamakelamaan malah memeluk punggung Ando seakan tidak membiarkan Ando berhenti mencupangi buah dadanya. Ah hatiku sakit, tapi aku malah ingin terus melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Nghhh Ando sayang pelanpelan jangan heboh gitu nyusunya bisik mama pelan. Ando hanya menoleh sebentar pada mama, tampak susu mama mengalir di dagunya, Ando lalu kembali menyusu lagi dengan liar pada mamaku. Cukup lama Ando melakukan hal yang tidak sepantasnya dilakukan pada ibu teman sendiri. Lenguhan manja pelan dari mamaku terus terdengar yang membuat aku makin konak. Daster yang mama kenakan kini sudah turun hingga ke pinggangnya. Mama tidak mempermasalahkan lagi Ando yang semakin heboh menyusu padanya. Ia tampak pasrah kalau aku benarbenar akan terbangun.

Ando jangan digigit-gigit kamu mau nyusu atau apa sih? Sakit tahu Jangan ditariktarik sayang Nggghhhh. Tanganmu kok malah nakal sih meras susu tante yang satunya? Ngghhh.. Ando. Kamu nakal sayang terdengar suara mama berkalikali merespon kelakuan Ando pada buah dadanya. Tapi mama tampak tidak benarbenar malarang Ando, masih terus membiarkan Ando melakukan aksinya. Setelah sekitar setengah jam, barulah Ando berhenti. Udah Ando? Kamu puas mainin susu tante? Mama temanmu lho ini.. Kalau ketahuan sama Rian bisa dihajar kamu, apalagi sama suami tante ujar mama dengan nafas tersengal-sengal. Ando hanya cengengesan juga dengan nafas tersengal.

Kehabisan nafas karena kelamaan membenamkan wajah buruknya dalamdalam ke buah dada mamaku serta menyusu hingga kekenyangan. Ando kemudian bangkit, lalu menarik daster mama hingga mama hanya mengenakan celana dalam.Aku terkejut dengan apa yang dilakukannya itu. Ando? Kamu mau apa lagi? Belum puas nyusunya? tanya mama terkejut. Ando tidak menjawab, dia lalu merebahkan diri lagi menghimpit tubuh mama yang nyaris telanjang itu. Dengan kurang ajarnya dia lalu menciumi bibir dan wajah mamaku bertubitubi dengan penuh nafsu.

Ngghh.. Ando kamu jangan gini dong ucap mama menahan tubuh Ando. Namun lamakelamaan, mama malah membiarkan wajahnya terus diciumi temanku itu, bahkan membalas berciuman dengan Ando. Kepalaku pusing melihatnya. Mereka jadi asik terus berciuman dengan panasnya, padahal ada aku di sebelah. Mereka bertukar liur, berciuman, serta saling mengulum lidah. Maumaunya mama menuruti permintaan nakal Ando. Merelakan tubuhnya digerayangi habishabisan oleh temanku ini. Puas berciuman, tiba-tiba Ando menarik celana dalam mama. Kali ini barulah mama benar-benar memprotes. Ando cukup! larang mama sambil bangkit duduk, lalu melihatku untuk memastikan aku masih tertidur.

Aku purapura memejamkan mataku, namun diamdiam membuka mataku lagi saat mereka tidak melihat ke arahku. Tante aku pengen pinta Ando sambil merebahkan tubuh mamaku lagi, tapi mama menahan tubuhnya dan kembali duduk. Gak boleh Ando sayang jangan yah Masa kamu mau menyetubuhi mama temanmu sendiri? Habisnya aku nafsu banget sama tante pengen aku entotin ucap Ando vulgar.

Kamu sih nyusunya lama banget tadi. Anak seusiamu itu gak boleh nyusu lagi seharusnya. Jadi nafsu kan sekarang Mendingan sekarang kamu onani deh di kamar mandi, turunin nafsumu suruh mama. Yah tante, masa coli lagi kali ini aja tante please boleh ya ucap Ando kembali berusaha merebahkan tubuh mama. Mama membiarkan, tapi di wajahnya masih terlihat keraguan. Tak lama kemudian dia kembali mendorong tubuh Ando dan kembali bangkit duduk. Jangan Ando sayang gak pantas kita melakukan ini pinta mamaku masih mencoba mempertahankan diri.

Yah tante pengen Mama tampak bingung, tapi kemudian dia berkata, kamu peluk dan ciumin tante sepuasmu saja ya jangan lebih dari itu tawar mama kemudian. Ya sudah deh jawab Ando. Mama tidak melawan saat Ando kembali merebahkan tubuhnya. Sepertinya mama membiarkannya agar ini cepat selesai. Mungkin merasa tak masalah kalau hanya peluk dan cium. Jangan ribut yah tapi ingat mamaku. Iya tante Ya sudah ayo sini Cium dan peluk tante sepuasmu. Penismu sepertinya tak tahan untuk menikmati tubuh mama temanmu ini ucap mama sambil tersenyum manis.

Sengaja menggunakan kata-kata mama temanmu seakan menyenangkan Ando, tapi bagiku rasanya sakit sekali mendengarnya. Merekapun kembali bergumul telanjang bulat tanpa bersetubuh di sebelahku. Lenguhan kenikmatan mereka kembali terdengar sahutmenyahut. Kadang Ando membuat gerakan seperti menyetubuhi mama walaupun penisnya hanya menggesek di paha mama. Begitu panas. Baik Ando maupun mama tampak sangat menikmati. Seakan lupa kalau aku masih ada di sini. Cukup lama mereka melakukannya. Tubuh mereka samasama sudah mengkilap karena berkeringat meskipun AC di kamar menyala. Kepalaku makin berat mendengar dan menyaksikan ini, ku pikir aku mau tidur saja. Hingga kemudian aku dikejutkan oleh teriakan kecil mama. Ando jangan dimasukkan! Gak tahan tante. Ando udah tante bilangin kan.. Ngh Ando keluarkan burungmu sayang! kata mamaku lagi.

Ku coba memperhatikan apa yang terjadi. Ando sedang menyetubuhi mamaku! Bajingan! Ngghhh.. tante enak.. ngentot aku ngentotin tante Kirana akhirnya racau Ando tak mempedulikan ucapan mama. Shhh Ando cukup nanti Rian bangun.. Ngghh.. ucap mama. Kalau tante gak mau anak tante yang dungu itu bangun, tante jangan berisik dong hehe balas Ando. Kamu ini dasar kurang ajar menyetubuhi mama teman sendiri ucap mama yang akhirnya menuruti perkataan Ando. Mama tidak lagi melawan dengan harapan aku tidak terbangun dan menyaksikan dirinya sedang bersetubuh dengan temanku sedang bersetubuh dengan temanku sendiri, tapi kenyataannya aku malah sudah melihatnya sekarang.

Akhirnya mama membiarkan tubuhnya dinikmati Ando, bahkan mama juga terlihat menikmatinya. Terdengar mama berkali-kali mendesah kenikmatan sambil memeluk tubuh Ando. Mama melakukan perzinahan dengan remaja tanggung yang jelek, di samping diriku, di atas ranjang suaminya.

Sungguh membuat hatiku tak karuan. Penisku menegang dengan maksimal meskipun hatiku teriris. Mama kandungku ya mama kandungku sedang disetubuhi orang macam Ando, temanku yang tak tahu diri. Tapi kenapa aku hanya diam dan justru menikmati pemandangan ini? Sialan! Ngghh Ando Tante Sayang mamamu sedang disetubuhi temanmu tolongin mama dong. Kok kamu malah enak-enakan tidur sih? Suka yah kalau mama dientotin orang lain? racau mama yang membuat Ando semakin semangat.

Hatiku menangis, tapi penisku ngaceng bukan main. Bahkan tak lama kemudian aku memuntahkan spermaku karena tak tahan. Sungguh aku tak tertolong. Ando terus menyetubuhi ibu kandungku. Cukup lama hingga membuat mama kilmaks berkalikali. Tante aku keluar. Keluarin di dalam yah? Nggh jangaaaann! Tante. Terima benihkuuuuu Ah mama temanku lonteeeee erang Ando dengan tubuh mengejangngejang menyemprotkan spermanya ke vagina mama. Tempat aku lahir dulu kini dikotori oleh peju temanku!

Dasar anak sekarang cepat gede semua Rawat anak Ando yah tante hehe ucap Ando cengengesan. Tante gak mau hamil anak kamu balas mama. Tapi kalau hamil gimana? Ya mudah-mudahan anaknya nanti gak mirip kamu, tapi mirip tante, hihihi ucap mama yang malah menjawab pertanyaan Ando dengan candaan. Hehe, yang penting aku senang bisa bantu Rian punya adek lagi Dasar, mana mau Rian punya adek dari benihmu.

Tapi Rian bisa-bisanya yah tidur nyenyak, padahal mamanya sedang disetubuhi temannya ucap mama sambil melirik ke arahku, dengan cepat aku memejamkan mataku lagi. Ah Hatiku jadi tak karuan mendengar mama berkata seperti itu. Dia kan goblok dan budeg tante Mamanya aku entotin aja gak dengar. Huahahaha ledek Ando. Hush jangan keras-keras ngomongnya. Nanti dia beneran bangun. Tante gak mau kalian berantem Hehe, tapi aku boleh kan ngentot lagi? tanya Ando. Ngentotin siapa? balas mamaku balik nanya. Ngentotin mama temanku yang cantik dan seksi, hehe Huh! Dasar Aku tak sanggup lagi, kuputuskan untuk tidur saja. Ku yakin mereka lanjut ke ronde berikutnya. Aku tak ingin mendengar dan melihat lagi. Aku memaksakan diri untuk tidur dengan ditemani desahan-desahan pelan mereka. 

Esoknya mereka bertingkah seperti tidak terjadi apa-apa, terutama mama. Waktu terus berlalu. Saat ini papa sedang pergi keluar kota karena pekerjaannya. Baru pulang 3 minggu lagi. Hanya ada aku, adikku, mama, serta. Ando di rumahku. Ando seakanakan telah menjadi bagian dari keluargaku. Tiap ada kesempatan, mamaku dan Ando pasti akan mengulangi perzinahan itu lagi diamdiam dibelakangku dan papa. Ada yang terlihat olehku, tapi sepertinya kebanyakan aku memang tidak melihatnya, hanya ceceran sperma dan susu mama saja yang menjadi bukti kalau mereka baru saja bersetubuh.

Mama sepertinya telah benar-benar jatuh ke genggaman Ando sejak dia merasakan kenikmatan genjotan penis Ando pada vaginanya. Mama ketagihan dengan penis temanku. Hari ujian nasionalpun tiba. Aku pikir aku akan dapat menjalani ujian ini dengan lancar, tapi pikiranku benarbenar telah kacau dibuatnya. Bro lo aja yah yang ujian, gue mau di rumah aja ucap Ando pagi itu di hari ujian. Emang lo gak ujian? Gila lo! balasku. Tak lama, mamapun muncul dari belakang. Sayang kamu mau ujian kan sekarang? Sukses yah ucap mama padaku. Iiya Ma Hmm.. ngomong-ngomong sebelum kamu pergi, mama mau mengatakan sesuatu. Mama tahu kok kalau kamu selama ini sudah melihatnya ujarnya yang membuat aku bingung dan terkejut.

Hah? Maksud mama apa? Mama tersenyum padaku, lalu dia mendekatkan wajahnya pada Ando, mereka lalu berciuman! Kamu suka yah melihat mama disetubuhi temanmu sendiri? Kok kamu gak marah sih sayang selama ini? jawab mama memasang wajah pura-pura kesal padaku. Ternyata selama ini mereka tahu kalau aku mengintip! Sejak kapan!?? Eh, itu aku aku tergagap, tidak tahu harus menjawab apa. Huahaha lo bejat sebagai anak bro! Masa mama kandung lo dientotin orang lain lo malah ngaceng sih? Hahaha ledek Ando ikut-ikutan.

ku masih hanya diam antara kesal, marah dan malu. Tak tahu harus berkata apa karena yang mereka katakan benar adanya. Tante, ngentot lagi yuk gak tahan nih hehe ajak Ando mesum. Mama tersenyum. Anak mama sayang Mama mau disetubuhi lagi nih sama temanmu, titip adikmu ya kalau dia nangis, hihihi. Kalau kamu pengen nonton boleh kok masuk aja ke kamar. Kamu bisa onani sepuasnya tontonin mama ucap mama sambil mengerling nakal padaku.

Yoi bro masuk aja ke kamar Lo bebas jadi penonton. Eh, tapi kan lo mau ujian yah? Makan tuh ujian! Biarin deh gue gak lulus-lulus asal bisa ngentot terus sama nyokap lo. Entotin mama lo sampai lo punya adek baru lagi, huahahaha ujar Ando tertawa. Mama lalu menarik tangan Ando ke dalam kamar. Sebelum masuk, mama masih sempat tersenyum ke arahku, sedangkan Ando cengengesan padaku. Aku terdiam. Aku tidak menyangka kenapa ini bisa terjadi. Terlebih hari ini hari ujian. Pikiranku kacau. Hatiku sakit luar biasa. Namun rasa sakit hatiku kemudian malah kalah dengan birahiku yang ingin melihat mamaku disetubuhi.

Akupun memutuskan untuk masuk ke dalam kamar mama. Tak peduli dengan rasa malu dan gengsiku lagi. Tak peduli dengan ujianku. Di atas ranjang orangtuaku, tampak mamaku sedang disetubuhi Ando dari belakang, kebaya masih menempel pada tubuh mama. Saat aku masuk, langsung disambut oleh ledekan Ando. Tuh kan tante anak tante pasti pengen lihat mamanya aku entotin, hehe cibir Ando padaku yang diikuti mama dengan tersenyum manis padaku, lalu berciuman kembali dengan Ando. Seakan menjadi ucapan selama datang dan selamat menonton padaku.

Dengan penuh rasa cemburu, kesal, marah, namun penuh birahi, ku turunkan penisku dan mengocoknya sambil melihat pemandangan di depan. Ando tertawa terbahakbahak, mama tertawa kecil melihat tingkahku. Aku mau juga merasakan apa yang Ando rasakan. Sialan! Ando anjing! Mama lonte! Aku juga anak yang goblok!

Makiku dalam hati sambil tanganku terus mengocok penisku. Mereka betulbetul melakukan persetubuhan yang panas. Seorang wanita bersuami sedang bersetubuh dengan remaja tanggung yang tak lain adalah temanku. Tubuh dewasa mamaku dinikmati dengan sepuas hati oleh remaja jelek ini. Erangan dan desahan tak hentihentinya terucap dari bibir mereka. Sesekali mama malah melirik dan tersenyum padaku sambil dia dientotin, membuat perasaanku makin tak karuan dibuatnya. Aku terus menonton hingga akupun muncrat duluan. Namun aku masih ingin terus berada di sana sampai persetubuhan mama dan temanku ini selesai. Aku menyaksikan dari awal hingga akhir. Yang tadinya mama berkebaya lengkap, kini telah telanjang bulat dengan rambut panjang terurai acakacakan. Tubuh mereka mengkilap karena banjir keringat. Mama terlihat sangat seksi dan nafsuin.

Tante aku pengen keluar ucap Ando tiba-tiba mengeluarkan penisnya, dia lalu berbisik pada mama. Mama hanya tersenyum mendengar bisikan Ando. Entah apa yang Ando ucapkan, tapi sepertinya aku akan segera tahu. Ando lalu bangkit berdiri di atas tempat tidur, sedangkan Mama duduk bersimpuh di depannya, tepat di hadapan penis Ando. Sayang temanmu bilang dia mau pejuin wajah mama di hadapan kamu. Kamu pengen lihat kan sayang? ucap mama padaku. Ah tubuhku lemas mendengar mama berucap seperti itu. Tentu saja aku tidak menjawab, tapi itu sudah cukup bagi mama sebagai tanda kalau aku juga pengen lihat. Ingin melihat wajah mama kandungku dipejuin orang lain di depan mataku sendiri. Liatin yah sayang jangan berkedip ujar mama dengan senyuman nakal.

Tak lama kemudian Ando mengerang kencang. Tangan kanannya menahan kepala mama dan menghadapkan wajah mama ke arahku berdiri, sambil tangan kirinya terus mengocok penisnya. Ah. Kiranaaaaa. Gue pejuin muka lo di hadapan anak kandung loooooo Croooooootttt croooooooot Sperma Ando muncratmuncrat menghantam wajah cantik mamaku bertubitubi. Sangat banyak, kental dan lama sekali. Aku menyaksikan tiap detik bagaimana pejunya itu mendarat di kening, pipi, mulut, dagu, serta seluruh permukaan wajah mama. Mamaku dikotori dihadapanku! Apalagi yang lebih menyakitkan dari ini !?? Ugh enak banget ngecrot di wajah mama lo broo huahahaha tawa Ando. Anak tante kayaknya juga enak banget tuh nontonin kita, hehe lanjut Ando lagi melirik padaku.

Mama juga melirik sambil tersenyum padaku. Seakan ingin menunjukkan betapa banyaknya sperma temanku itu mendarat di wajah cantiknya. Seakan ingin mengatakan betapa bejatnya temanmu itu sampai mengotori wajah ibumu dengan sperma. Kamu suka sayang? Jangan kasih tahu papa kamu yah Tadi kamu muncrat juga kan di lantai? Jangan lupa yah bersihin ucap mama cekikikan nakal padaku. Aku hanya diam. Aku merasa seperti orang bodoh. Mamaku tersayang, mamaku yang cantik dan baik, kini telah menjadi milik Ando. Mengkhianati Papa.

Tante, besok boleh nggak aku ngajak teman-temanku ke sini? tanya Ando. Kamu mau ngajak teman-temanmu ke sini? Iya, tante kita pengen ujian juga sama tante, hehe Hihihi, ujian apa sih ada-ada aja kamu. Hmm Iya deh, berapa orang? Kalau rame gak apa kan tante? Boleh kok suruh ke sini deh semua temanmu itu.

Oke deh tante Kita semua bakal ke sini besok, ujian sama tante. Tapi tanpa Rian kan tante? Hehe ucap Ando cengengesan. Iya ujian khusus untuk kamu dan teman-temanmu, tanpa Rian jawab mama sambil tersenyum padaku. Sepertinya Hidupku telah berakhir.

Rabu, 18 April 2018

Ku Gasak Istri Temanku Saat Bertamu Di Rumahnya

CERITAHOT | Kisah ini bisa dibilang kebetulan, temanku punya istri yang sangat cantik dan seksi. Badannya semok dan payudaranya besar sekali.

Di keluargaku memang diajarkan hidup sederhana, karena aku mempunyai saudara 4 & kesemuanya wanita dan aku memiliki sebuah cerita aku terinpirasi dari majalah porno yang ada di internet, suatu ketika aku sudah dijodohkan dengan orangtuaku dan menikah aku hidup secara mandiri. Jujur aku juga belum merasakan apa itu pacaran, maka dari ini aku berusaha untuk mendalamai rasa cintaku terhadap istriku.

Kami coba mengadu nasib di kota dengan mengontrak rumah yang sangat sederhana. Beberapa bidang usaha saya coba tekuni agar dapat menanggulangi keperluan hidup kami sehari-hari, namun hingga kami mempunyai 3 orang anak, nasib kami tetap belum banyak berubah.

Kami masih hidup pas-pasan & bahkan harapanku semula untuk mempertebal kecintaanku terhadap istriku malah justru semakin merosot saja. Untung saja, saya orangnya pemalu & sedikit mampu bersabar serta terbiasa dalam penderitaan, sehingga perasaanku itu tidak pernah diketahui oleh siapapun termasuk kedua orangtua & saudara-saudaraku.

Entah pengaruh setan dari mana, suatu waktu tepatnya Bulan Oktober  aku sempatkan diri berkunjung ke rumah teman lamaku sewaktu kami sama-sama di SMA dulu. Sebut saja namanya Andik.

Dia baru saja pulang dari Kalimantan bersama dgn istrinya, yg belakangan saya ketahui kalau istrinya itu adalah anak majikannya sewaktu dia bekerja di salah satu perusahaan swasta di sana. Mereka juga melangsungkan perkawinan bukan atas dasar saling mencintai, melainkan atas dasar jasa & balas budi.

Sekitar pukul 16.00 sore, saya sudah tiba di rumah Andik dgn naik ojek yg jaraknya sekitar 1 km dari rumah kontrakan kami. Merekapun masih tinggal di rumah kontrakan, namun agak besar dibanding rumah yg kami kontrak.

Maklum mereka sedikit membawa modal dgn harapan membuka usaha baru di kota Kabupaten kami. Setelah mengamati tanda-tanda yg telah diberitahukan Andik ketika kami ketemu di pasar sentral kota kami, saya yakin tidak salah lagi, lalu saya masuk mendekati pintu rumah itu, ternyata dalam keadaan tertutup.

“Dok.. Dok.. Dok.. Permisi ada orang di rumah” kalimat penghormatan yg saya ucapkan selama 3 kali berturut-turut sambil mengetuk-ngetuk pintunya, namun tetap tidak ada jawaban dari dalam. Saya lalu mencoba mendorong dari luar, ternyata pintunya terkunci dari dalam, sehingga saya yakin pasti ada orang di dalam rumah itu.

Hanya saja saya masih ragu apakah rumah yg saya ketuk pintunya itu betul adalah rumah Andik atau bukan. Saya tetap berusaha untuk memastikannya. Setelah duduk sejenak di atas kursi yg ada di depan pintu, saya coba lagi ketuk-ketuk pintunya, namun tetap tidak ada tanda-tanda jawaban dari dalam.

Akhirnya saya putuskan untuk mencoba mengintip dari samping rumah. Melalui sela-sela jendela di samping rumahnya itu, saya sekilas melihat ada kilatan cahaya dalam ruangan tamu, tapi saya belum mengetahui dari mana sumber kilatan cahaya itu.

kakakdewa penipu Ku Gasak Istri Temanku Saat Bertamu Di Rumahnya


Saya lalu bergeser ke jendela yg satunya & ternyata saya sempat menyaksikan sepotong tubuh tergeletak tanpa busana dari sebatas pinggul sampai ujung kaki. Entah potongan tubuh laki-laki atau wanita, tapi tampak putih mulus seperti kulit wanita.

Dalam keadaan biji mataku tetap kujepitkan pada sela jendela itu untuk melihat lebih jelas lagi keadaan dalam rumah itu, dibenak saya muncul tanda tanya apa itu tubuh istrinya Andik atau Andik sendiri atau orang lain.

Apa orang itu tertidur pula sehingga tersingkap busananya atau memang sengaja telanjang bulat. Apa ia sedang menyaksikan acara TV atau sedang memutar VCD porno, sebab sedikit terdengar ada suara TV seolah film yg diputar.

Pertanyaan-pertanyaan itulah yg selalu mengganggu pikiranku sampai akhirnya aku kembali ke depan pintu semula & mencoba mengetuknya kembali. Namun baru saja sekali saya ketuk, pintunya tiba-tiba terbuka lebar, sehingga aku sedikit kaget & lebih kaget lagi setelah menyaksikan bahwa yg berdiri di depan pintu adalah seorang wanita muda & cantik dgn pakaian sedikit terbuka karena tubuhnya hanya ditutupi kain sarung. Itupun hanya bagian bawahnya saja.

“Selamat siang,” kembali saya ulangi kalimat penghormatan itu.

“Ya, siang,” jawabnya sambil menatap wajah saya seolah malu, takut & kaget.

“Dari mana Pak & cari siapa,” tanya wanita itu.

“Maaf dik, numpang tanya, apa betul ini rumah Andik,” tanya saya.

“Betul sekali pak, dari mana yah?” tanya wanita itu lemah lembut.

“Saya tinggal tidak jauh dari sini dik, saya ingin ketemu Andik. Beliau adalah teman lama saya sewaktu kami sama-sama duduk di SMA dulu,” lanjut saya sambil menyodorkan tangan saya untuk menyalaminya. Wanita itu mebalasnya & tangannya terasa lembut sekali namun sedikit hangat.

“Oh, yah, syukur kalau begitu. Ternyata ia punya teman lama di sini & ia tak pernah ceritakan padaku,” ucapannya sambil mempersilahkanku masuk. Sayapun langsung duduk di atas kursi plastik yg ada di ruang tamunya sambil memperhatikan keadaan dalam rumah itu, termasuk letak tempat tidur & TVnya guna mencocokkan dugaanku sewaktu mengintip tadi

Setelah saya duduk, saya berniat menanyakan hubungannya dgn Andik, tapi ia nampak buru-buru masuk ke dalam, entah ia mau berpakaian atau mengambil suatu hi&gan.

Hanya berselang beberapa saat, wanita itu sudah keluar kembali dalam keadaan berpakaian setelah tadinya tidak memakai baju, bahkan ia membawa secangkir kopi & kue lalu diletakkan di atas meja lalu mempersilahkanku mencicipinya sambil tersenyum.

“Maaf dik, kalau boleh saya tanya, apa adik ini saudara dgn Andik?” tanyaku penuh kekhawatiran kalau-kalau ia tersinggung, meskipun saya sejak tadi menduga kalau wanita itu adalah istri Andik.

“Saya kebetulan istrinya pak. Sejak 3 tahun lalu saya melangsungkan pernikahan di Kalimantan, namun Tuhan belum mengaruniai seorang anak,” jawabnya dgn jujur, bahkan sempat ia cerita panjang lebar mengenai latar belakang perkawinannya, asal usulnya & tujuannya ke Kota ini.

Setelah saya menyimak ulasannya mengenai dirinya & kehidupannya bersama Andik, saya dapat mengambil kesimpulan bahwa wanita itu adalah suku di Kalimantan yg asal usul keturunannya juga berasal dari suku di Sulawesi.

Ia kawin dgn Andik atas dasar jasa-jasa & budi baik mereka tanpa didasari rasa cinta & kasih sayg yg mendalam, seperti halnya yg menimpa keluarga saya. Ia tetap berusaha & berjuang untuk menggali nilai-nilai cinta yg ada pada mereka berdua siapa tahu kelak bisa dibangun.

Anehnya, meskipun kami baru ketemu, namun ia seolah ingin membeberkan segala keadaan hidup yg dialaminya bersama suami selama ini, bahkan terkesan kami akrab sekali, saling menukar pengalaman rahasia rumah tangga tanpa ada yg kami tutup-tupi.

Lebih heran lagi, selaku orang pendiam & kurang pergaulan, saya justru seolah menemukan diriku yg sebenarnya di rumah itu. Karena senang, bahagia & asyiknya perbincangan kami berdua, sampai-sampai saya hampir lupa menanyakan ke mana suaminya saat ini. Setelah kami saling memahami kepribadian, maka akhirnya sayapun menanyakan Andik (suaminya itu).

“Oh yah, hampir lupa, ke mana Andik sekarang ini, kok dari tadi tidak kelihatan?” tanyaku sambil menyelidiki semua sudut rumah itu.

“Kebetulan ia pulang kampung untuk mengambil beras dari hasil panen orangtuanya tadi pagi, tapi katanya ia tidak bermalam kok, mungkin sebentar lagi ia datang. Tunggu saja sebentar,” jawabnya seolah tidak menghendaki saya pulang dgn cepat hanya karena Andik tidak di rumah.

“Kalau ke kampung biasanya jam berapa tiba di sini,” tanyaku lebih lanjut.

“Sekitar jam 8.00 atau 9.00 malam,” jawabnya sambil menoleh ke jam dinding yg tergantung dalam ruangan itu. Padahal saat ini tanpa terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 7.00 malam.

Tak lama setelah itu, ia nampaknya buru-buru masuk ke ruang dapur, mungkin ia mau menyiapkan makan malam, tapi saya teriak dari luar kalau saya baru saja makan di rumah & melarangnya ia repot-repot menyiapkan makan malam.

Tapi ia tetap menyalakan kompornya lalu memasak seolah tak menginginkan aku kembali dgn cepat. Tak lama sesudah itu, iapun kembali duduk di depan saya melanjutkan perbincangannya. Sayapun tak kehabisan bahan untuk menemaninya. Mulai dari soal-soal pengalaman kami di kampung sewaktu kecil hingga soal rumah tangga kami masing-masing.

Karena nampaknya kami saling terbuka, maka sayapun berani menanyakan tentang apa yg dikerjakannya tadi, sampai lama sekali baru dibukakan pintu tanpa saya beritahu kalau saya mengintipnya tadi dari selah jendela. Kadang ia menatapku lalu tersenyum seolah ada sesuatu berita gembira yg ingin disampaikan padaku.

“Jadi bapak ini lama mengetuk pintu & menunggu di luar tadi?” tanyanya sambil tertawa.

“Sekitar 30 menit barangkali, bahkan hampir saya pulang, tapi untung saya coba kembali mengetuk pintunya dgn keras,” jawabku terus terang.

“Ha.. Ha.. Ha.. Saya ketiduran sewaktu nonton acara TV tadi,” katanya dgn jujur sambil tertawa terbahak-bahak.

“Tapi bapak tidak sampai mengintip di samping rumah kan? Maklum kalau saya tertidur biasanya terbuka pakaianku tanpa terasa,” tanyanya seolah mencurigaiku tadi. Dalam hati saya jangan-jangan ia sempat melihat & merasa diintip tadi, tapi saya tidak boleh bertingkah yg mencurigakan.

“Ti.. Ti.. Dak mungkin saya lakukan itu dik, tapi emangnya kalau saya ngintip kenapa?” kataku terbata-bata, maklum saya tidak biasa bohong.

“Tidak masalah, cuma itu tadi, saya kalau tidur jarang pakai busana, terasa panas. Tapi perasaan saya mengatakan kalau ada orang tadi yg mengintipku lewat jendela sewaktu aku tidur. Makanya saya terbangun bersamaan dgn ketukan pintu bapak tadi,” ulasnya curiga namun tetap ia ketawa-ketawa sambil memanggilku.

“M.. Mmaaf dik, sejujurnya saya sempat mengintip lewat sela jendela tadi berhubung saya terlalu lama mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban. Jadi saya mengintip hanya untuk memastikan apa ada atau tidak ada orang di dalam tadi. Saya tidak punya maksud apa-apa,” kataku dgn jujur, siapa tahu ia betul melihatku tadi, aku bisa dikatakan pembohong.

“Jadi apa yg bapak lihat tadi sewaktu mengintip ke dalam? Apa bapak sempat melihatku di atas tempat tidur dgn telanjang bulat?” tanyanya penuh selidik, meskipun ia masih tetap senyum-senyum.

“Saya tidak sempat melihat apa-apa di dalam kecuali hanya kilatan cahaya TV & sepotong kaki,” tegasku sekali lagi dgn terus terang.

“Tidak apa-apa, saya percaya ucapan bapak saja. Lagi pula sekiranya bapak melihatku dalam keadaan tanpa busana, bapak pasti tidak heran, & bukan soal baru bagi bapak, karena apa yg ada dalam tubuh saya tentu sama dgn milik istri bapak, yah khan?” ulasnya penuh canda. Lalu ia berlari kecil masuk ke ruang dapur untuk memastikan apa nasi yg dimasaknya sudah matang atau belum.

Waktu di jam dinding menunjukkan sudah pukul 8.00, namun Andik belum juga datang. Dalam hati kecilku, Jangan-jangan Andik mau bermalam di kampungnya, aku tidak mungkin bermalam berdua dgn istrinya di rumah ini. Saya lalu teriak minta pamit saja dgn alasan nanti besok saja ketemunya, tapi istri Andik berteriak melarangku & katanya,

kakakdewa penipu Ku Gasak Istri Temanku Saat Bertamu Di Rumahnya


“Tunggu dulu pak, nasi yg saya masak buat bapak sudah matang. Kita makan bersama saja dulu, siapa tahu setelah makan Andik datang, khan belum juga larut malam, apalagi kita baru saja ketemu,” katanya penuh harap agar aku tetap menunggu & mau makan malam bersama di rumahnya.

Tak lama kemudian, iapun keluar memanggilku masuk ke ruang dapur untuk menikmati hi&gan malamnya. Sambil makan, kamipun terlibat pembicaraan yg santai & penuh canda, sehingga tanpa terasa saya sempat menghabiskan dua piring nasi tanpa saya ingat lagi kalau tadi saya bilang sudah kenyang baru saja makan di rumah. Malu sendiri rasanya.

“Bapak ini nampaknya masih muda. Mungkin tidak tepat jika aku panggil bapak khan? Sebaiknya aku panggil kak, abang atau Mas saja,” ucapnya secara tiba-tiba ketika aku meneguk air minum, sehingga aku tidak sempat menghabiskan satu gelas karena terasa kenyg sekali.

Apalagi saya mulai terayu atau tersanjung oleh seorang wanita muda yg baru saja kulihat sepotong tubuhnya yg mulus & putih? Tidak, saya tidak boleh berpikir ke sana, apalagi wanita ini adalah istri teman lamaku, bahkan rasanya aku belum pernah berpikir macam-macam terhadap wanita lain sebelum ini. Aku kendalikan cepat pikiranku yg mulai miring. Siapa tahu ada setan yg memanfaatkannya
“Bolehlah, apa saja panggilannya terhadapku saya terima semua, asalkan tidak mengejekku. Hitung-hitung sebagai panggilan adik sendiri,” jawabku memberikan kebebasan.

“Terima kasih Kak atau Mas atas kesediaan & keterbukaannya” balasnya.

Setelah selesai makan, aku lalu berjalan keluar sambil memandangi sudut-sudut ruangannya & aku sempat mengalihkan perhatianku ke dalam kamar tidurnya di mana aku melihat tubuh terbaring tanpa busana tadi.

Ternyata betul, wanita itulah tadi yg berbaring di atas tempat tidur itu, yg di depannya ada sebuah TV color kira-kira 21 inc. Jantungku tiba-tiba berdebar ketika aku melihat sebuah celana color tergeletak di sudut tempat tidur itu, sehingga aku sejenak membaygkan kalau wanita yg baru saja saya temani bicara & makan bersama itu kemungkinan besar tidak pakai celana, apalagi yg saya lihat tadi mulai dari pinggul hingga ujung kaki tanpa busana. Namun pikiran itu saya coba buang jauh-jauh biar tidak mengganggu konsentrasiku.

Setelah aku duduk kembali di kursi tamu semula, tiba-tiba aku mendengar suara TV dari dalam, apalagi acaranya kedengaran sekali kalau itu yg main adalah film Angling Dharma yaitu film kegemaranku. Aku tidak berani masuk nonton di kamar itu tanpa dipanggil, meskipun aku ingin sekali nonton film itu. Bersamaan dgn puncak keinginanku, tiba-tiba,

“Kak, suka nggak nonton filmnya Angling Dharma?” teriaknya dari dalam kamar tidurnya.

“Wah, itu film kesukaanku, tapi saygnya TV-nya dalam kamar,” jawabku dgn cepat & suara agak lantang.

“Masuk saja di sini kak, tidak apa-apa kok, lagi pula kita ini khan sudah seperti saudara & sudah saling terbuka” katanya penuh harap.

Lalu saya bangkit & masuk ke dalam kamar. Iapun persilahkan aku duduk di pinggir tempat tidur berdampingan dgnnya. Aku agak malu & takut rasanya, tapi juga mau sekali nonton film itu.

Awalnya kami biasa-biasa saja, hening & serius nontonnya, tapi baru sekitar setengah jam acara itu berjalan, tiba-tiba ia menawarkan untuk nonton film dari VCD yg katanya lebih bagus & lebih seru dari pada filmnya Angling Dharma, sehingga aku tidak menolaknya & ingin juga menyaksikannya. Aku cemas & khawatir kalau-kalau VCD yg ditawarkan itu bukan kesukaanku atau bukan yg kuharapkan.

Setelah ia masukkan kasetnya, iapun mundur & kembali duduk tidak jauh dari tempat dudukku bahkan terkesan sedikit lebih rapat daripada sebelumnya. Gambarpun muncul & terjadi perbincangan yg serius antara seorang pria & seorang wanita Barat, sehingga aku tidak tahu maksud pembicaraan dalam film itu.

Baru saja aku bermaksud meminta mengganti filmnya dgn film Angling Dharma tadi, tiba-tiba kedua insan dalam layar itu berpelukan & berciuman, saling mengisap lidah, bercumbu rayu, menjilat mulai dari atas ke bawah, bahkan secara perlahan-lahan saling menelanjangi & meraba, sampai akhirnya saya menatapnya dgn tajam sekali secara bergantian menjilati kemaluannya, yg membuat jantungku berdebar, tongkatku mulai tegang & membesar, sekujur tubuhku gemetar & berkeringat, lalu sedikit demi sedikit aku menoleh ke arah wanita disampingku yakni istri teman lamaku.

Secara bersamaan iapun sempat menoleh ke arahku sambil tersenyum lalu mengalihkan pan&gannya ke layar. Tentu aku tidak mampu lagi membendung birahiku sebagai pria normal, namun aku tetap takut & malu mengutarakan isi hatiku.

“Mas, pak, suka nggak filmnya? Kalau nggak suka, biar kumatikan saja,” tanyanya seolah memancingku ketika aku asyik menikmatinya.

“Iiyah, bolehlah, suka juga, kalau adik, memang sering nonton film gituan yah?” jawabku sedikit malu tapi mau & suka sekali.

“Saya dari dulu sejak awal perkawinan kami, memang selalu putar film seperti itu, karena kami sama-sama menyukainya, lagi pula bisa menambah gairah sex kami dikala sulit memunculkannya, bahkan dapat menambah pengalaman berhubungan, syukur-syukur jika sebagian bisa dipraktekkan.

“Sungguh kami ketinggalan. Saya kurang pengalaman dalam hal itu, bahkan baru kali ini saya betul-betul bisa menyaksikan dgn tenang & jelas film seperti itu. Apalagi istriku tidak suka nonton & praktekkan macam-macam seperti di film itu,” keteranganku terus terang.

“Tapi kakak suka nonton & permainan seperti itu khan?” tanyanya lagi.

“Suka sekali & kelihatannya nikmat sekali yach,” kataku secara tegas.

“Jika istri kakak tidak suka & tidak mau melakukan permainan seperti itu, bagaimana kalau aku tawarkan kerjasama untuk memperaktekkan hal seperti itu?” tanya istri teman lamaku secara tegas & berani padaku sambil ia mendempetkan tubuhnya di tubuhku sehingga bisikannya terasa hangat nafasnya dipipiku.

Tanpa sempat lagi aku berfikir panjang, lalu aku mencoba merangkulnya sambil menganggukkan kepala pertanda setuju. Wanita itupun membalas pelukanku. Bahkan ia duluan mencium pipi & bibirku, lalu ia masukkan lidahnya ke dalam mulutku sambil digerak-gerakkan ke kiri & ke kanan, akupun membalasnya dgn lahap sekali.

Aku memulai memasukkan tangan ke dalam bajunya mencari kedua payudaranya karena aku sama sekali sudah tidak mampu lagi menahan birahiku, lagi pula kedua benda kenyal itu saya sudah hafal tempatnya & sudah sering memegangnya.

Tapi kali ini, rasanya lain daripada yg lain, sedikit lebih mulus & lebih keras dibanding milik istriku. Entah siapa yg membuka baju yg dikenakannya, tiba-tiba terbuka dgn lebar sehingga nampak kedua benda kenyal itu tergantung dgn menantang.

Akupun memperaktekkan apa yg barusan kulihat dalam layar tadi yakni menjilat & mengisap putingnya berkali-kali seolah aku mau mengeluarkan air dari dalamnya. Ka&g kugigit sedikit & kukunyah, namun wanita itu sedikit mendorong kepalaku sebagai tanda a&ya rasa sakit.

Selama hidupku, baru kali ini aku melihat peman&gan yg indah sekali di antara kedua paha wanita itu. Karena tanpa kesulitan aku membuka sarung yg dikenakannya, langsung saja jatuh sendiri & sesuai dugaanku semula ternyata memang tidak ada pelapis kemaluannya sama sekali sehingga aku sempat menatap sejenak kebersihan vagina wanita itu.

Putih, mulus & tanpa selembar bulupun tumbuh di atas gundukan itu membuat aku terpesona melihat & merabanya, apalagi setelah aku memberanikan diri membuka kedua bibirnya dgn kedua tanganku, nampak benda kecil menonjol di antara kedua bibirnya dgn warna agak kemerahan.

Ingin rasanya aku telan & makan sekalian, untung bukan makanan, tapi sempat saya lahap dgn lidahku hingga sedalam-dalamnya sehingga wanita itu sedikit menjerit & terengah-engah menahan rasa nikmatnya lidah saya, apalagi setelah aku menekannya dalam-dalam.

“Kak, aku buka saja semua pakaiannya yah, biar aku lebih leluasa menikmati seluruh tubuhmu,” pintanya sambil membuka satu persatu pakaian yg kukenakan hingga aku telanjang bulat. Bahkan ia nampaknya lebih tidak tahan lagi berlama-lama meman&gnya.

Ia langsung serobot saja & menjilati sekujur tubuhku, namun jilatannya lebih lama pada biji pelerku, sehingga pinggulku bergerak-gerak dibuatnya sebagai tanda kegelian. Lalu disusul dgn memasukkan penisku ke mulutnya & menggocoknya dgn cepat & berulang-ulang, sampai-sampai terasa spermaku mau muncrat.

Untung saya tarik keluar cepat, lalu membaringkan ke atas tempat tidurnya dgn kaki tetap menjulang ke lantai biar aku lebih mudah melihat, & menjamahnya. Setelah ia terkulai lemas di atas tempat tidur, akupun mengangkanginya sambil berdiri di depan gundukkan itu & perlahan aku masukkan ujung penisku ke dalam vaginanya lalu menggerak-gerakkan ke kiri & ke kanan maju & mundur, akhirnya dapat masuk tanpa terlalu kesulitan.

“Dik, model yg bagaimana kita terapkan sekarang? Apa kita ikuti semua posisi yg ada di layar TV tadi,” tanyaku berbisik.

“Terserah kak, aku serahkan sepenuhnya tubuhku ini pada kakak, mana yg kakak anggap lebih nikmat & lebih berkesan sepanjang hayat serta lebih memuaskan kakak,” katanya pasrah. Akupun meneruskan posisi tidur telentang tadi sambil aku berdiri menggocok terus, sehingga menimbulkan bunyi yg agak menambah gairah sexku.

“Ahh.. Uhh.. Ssstt.. Hmm.. Teeruus kak, enak sekali, kocok terus kakak, aku sangat menikmatinya,” demikian pintanya sambil terengah & berdesis seperti bunyi jangkrik di dalam kamarnya itu.

“Dik, gimana kalau saya berbaring & adik mengangkangiku, biar adik lebih leluasa goyangannya,” pintaku pa&ya.

“Aku ini sudah hampir memuncak & sudah mulai lemas, tapi kalau itu permintaan kakak, bolehlah, aku masih bisa bertahan beberapa menit lagi,” jawabnya seolah ingin memuaskanku malam itu.

Tanpa kami rasakan & pikirkan lagi suaminya kembali malam itu, apalagi setelah jam menunjukkan pukul 9.40 malam itu, aku terus berusaha menumpahkan segalanya & betul-betul ingin menikmati pengalaman bersejarah ini bersama dgn istri teman lamaku itu.

Namun saygnya, karena keasyikan & keseriusan kami dalam bersetubuh malam itu, sehingga baru sekitar 3 menit berjalan dgn posisi saya di bawah & dia di atas memompa serta menggoyg kiri kanan pinggulnya, akhirnya spermakupun tumpah dalam rahimnya & diapun kurasakan bergetar seluruh tubuhnya pertanda juga memuncak gairah sexnya. Setelah sama-sama puas, kami saling berciuman, berangkulan, berjilatan tubuh & tidur terlentang hingga pagi.

Setelah kami terbangun hampir bersamaan di pagi hari, saya langsung lompat dari tempat tidur, tiba-tiba muncul rasa takut yg mengecam & pikiranku sangat kalut tidak tahu apa yg harus saya perbuat.

Saya menyesal tapi ada keinginan untuk mengulanginya bersama dgn wanita itu. Untung malam itu suaminya tidak kembali & kamipun berusaha masuk kamar mandi membersihkan diri. Walaupun terasa ada gairah baru lagi ingin mengulangi di dalam kamar mandi, namun rasa takutku lebih mengalahkan gairahku sehingga aku mengurungkan niatku itu & langsung pamit & sama-sama berjanji akan mengulanginya jika ada kesempatan.

Saya keluar dari rumah tanpa ada orang lain yg melihatku sehingga saya yakin tidak ada yg mencurigaiku. Soal istriku di rumah, saya bisa buat alasan kalau saya ketemu & bermalam bersama dgn sahabat lamaku.

Kamis, 12 April 2018

Nikmatnya Aku Mencicipi Tubuh Pacar Teman

CERITAHOT | Saya mempunyai seorang teman cowok satu kantor di sebuah perusahaan swasta di kota Temanggung (Jawa Tengah). Dia biasa bertugas untuk menemui klien jika calon klien minta penjelasan mengenai penawaran yang kami berikan dari perusahaan.

Kebetulan hari itu Sabtu, biasanya jarang sekali ada calon klien yang minta ditemui pada hari itu, tapi sekitar pukul 10 pagi ada telepon dari salah satu calon klien dari kota Parakan (lebih kurang jaraknya jika ditempuh dari kota Temanggung sekitar 45 menit) minta penjelasan mengenai penawaran yang kami berikan. Segera temanku (sebenarnya posisi dia dikantor adalah bawahanku, karena aku adalah kepala cabang) berangkat menuju Parakan bersama Andi (anak buahku juga). Tinggal kami bertiga dikantor, saya, Indra dan beni.

Sekitar jam 11.30 tiba-tiba datang seorang cewek, dia adalah Saras, kami tahu dia adalah pacarnya Anto. Kami persilahkan Saras untuk masuk dan menunggu Anto yang sedang ada dinas keluar. Saras juga bilang kalau memang disuruh Anto untuk menunggu dikantor. Saras waktu itu baru pulang dari kantornya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kantor kami. Kami berempat berbincang-bincang diruang tengah. Saras duduk di kursi meja kantor Anto. Saras mengenakan blazer warna coklat dengan rok span diatas lutut. Cantik.

Dari postur tubuhnya boleh dijamin semua laki-laki yang melihatnya pasti akan tergiur untuk mencicipinya. Saras, 21 tahun, mempunyai tinggi kurang lebih 165 cm, 47 kg dan menggunakan bra ukuran (kira-kira) 34B, dan kulitnya kuning langsat. Dengan wajah layaknya cewek kantoran.

Sekitar jam 12.15 tiba-tiba Anto telepon kantor memberi kabar kalau 2 roda belakang mobil yang dipakai mengalami kebocoran di jalan padahal posisi dia ada di tempat yang jauh dari pemukiman dan belum sampai ke tempat calon klien. Dia mencoba untuk mencari tempat tambal ban di dekat situ. Anto juga sempat bebincang dengan Saras untuk sabar menunggu.

Kami pun meneruskan perbincangan kami berempat. Dengan bercanda kami juga menggoda Saras dengan cerita-cerita mengenai hubungan dia dengan Anto. Diluar terlihat mulai mendung. Dan benar saja tidak beberapa lama kemudia turun hujan. Aku mencoba menghubungi HP Anto, dia masih mencari tempat tambal ban dan kehujanan juga. Kami teruskan pembicaraan.

“Saras, gimana “punya” Anto, gede nggak?”, tanya Indra menanyakan sesuatu yang membuat merah padam muka Saras.

“Ah...mas Indra...tanyanya kok gitu...rahasia dong”, jawab Saras malu-malu.
“Gedean mana kalo sama punya Pak Redi ....”, tanya Indra sambil menyebutkan namaku.
“Ah....mas Indra...”, jawab Saras lagi.


kakakdewa penipu Nikmatnya Aku Mencicipi Tubuh Pacar Teman
Saras


Pembicaraan seperti itu pun terus berlanjut. Kami semakin memojokkan Saras dengan pertanyaan-pertanyaan menjurus sex. Kami juga tahu kalau Saras sudah sering berhubungan badan dengan Anto dari cerita Anto sendiri. Dan hal itupun tidak kami tutupi dalam pertanyaan untuk memojokkan Saras.
"Eh, kalian berdua jangan “nganggurin” Saras gitu donk, kasih Saras “minum” ..!" perintahku kepada Indra dan Beni dengan perintah simbolis. Rupanya Indra dan Beni tahu apa maksudku.

"Oh iya, sori Saras, maaf Boss.....!" jawab Beni sekenanya sambil pura-pura berjalan menuju belakang ,padahal dia berjalan kearah belakang kursi Saras dan hal itu tidak disadari Saras. Diluar hujan semakin deras!

Dengan gerakan kilat Beni merangkul Saras dari belakang....
"Gini..," kata Beni dengan mendekap erat Saras. "Kamu pikir deh Saras... umurmu baru 21 dan bodymu sexy, ngga kecewa donk kami nyobain kamu" lanjut Beni semakin erat mendekap Saras yang meronta dan terkejut mendapat perlakuan seperti itu.

"Ah ... apa-apaan ini" teriak Saras , sehingga tampaklah wajahnya yang ketakutan.
Hal ini semakin membuat kami bertiga jadi horny saja.
Tiba-tiba saja Indra menarik kaki Saras.

"Diam...sebentar Sar..!" perintahku sambil mencoba melepas kancing blazer yang Saras pakai.
Lalu Indra dengan terburu buru ikut mencoba melepas rok yang dipakai Saras dan sambil bicara kepada saya, "Dah boss ditidurin aja dulu di lantai”.

Saras semakin meronta dan coba berteriak tapi dekapan tangan Beni dan Indra membungkam erat mulut Saras. Dan teriakan lenyap ditelan suara derasnya hujan.

"Sudah kamu ngga usah melawan, yang penting sekarang kamu santai aja di lantai dan ikutin permainan kami" timpalku.

"Permainan apa .....?" tanya Saras dengan ketakutan.
Tapi kami senang sekali, apalagi saya melihat Saras seperti ini. Saya jadi tambah horny....
"Ok-ok ..baik..," kata Saras tiba-tiba, “Kalian semua sudah tahu kalau aku sering berhubungan badan dengan mas Anto....tapi jangan ceritakan kejadian ini... aku mau melayani permainan kalian...”, kata Saras membuat kami bertiga terkejut mendengarnya.

Tiba-tiba saja Saras langsung mendekati saya dan segera menciumi saya di bibir.. Otomatis saya merespon. Lidah kami saling 'bergerilya'. Kemudian ciuman Saras berganti ke bibir Beni, hm.. enaknya pikirku. Dan berganti lagi ke bibir Indra. Aku jilati leher Saras, terus dia juga menjilati kuping Indra.
Tanpa sadar Saras mendesah, "Ahh, enak, Mas... terus..!"

"Sekarang aku buka baju kamu....! Tapi tangan kamu tetap diam.... boleh pegangan jalantol Beni atau Indra ..!" kataku.

"Aduh dingin dong..! Masa mau ML saya yang ditenjangi dulu..!" jawab Saras.
Dengan cepat aku membuka baju Saras dan langsung aku lempar. Dengan sigapnya Indra dan Beni langsung bergerilya di dada Saras. Dinaikkannya BH Saras sehingga mereka berdua bisa menggigit kedua puting Saras.

"Ahh, enak gigitannya...." Saras mendesah pelan.
Samar-samar saya melihat Saras sambil memperhatikan wajah saya dan dia tersenyum.
Sekarang tangan saya mencoba mencari buah dada Saras untuk saya remas-remas.
Beni dan Indra segera menuju bagian bawah tubuh Saras.

"Pokoknya santai saja Sar...!" kata Beni sambil menaikkan rok yang dikenakan Saras.
"Hmm.., CD model low cut dengan warna hitam nih..!" ujar Indra sambil bergumam melihat CD yang dipakai Saras.

"Kamu tahu saja kesukaan kami..!" kata Indra, "Dan kamu seksi banget dengan CD warna ini, bikin kita horny....!" kataku. Dan sekarang Saras sudah berjongkok untuk dia mulai ber-'karaoke'.
"Oohh, enak, sedot lagi yang kuat Sar..!" kata saya sambil mendesah.

Kurang lebih 15 menit Saras telah ber-'karaoke' terhadap pen|s kami bertiga. Kemudian Saras dengan perlahan melepas sendiri seluruh baju, rok dan pakaian dalamnya.

"Sekarang...sentuh tubuh telanjangku....!" kata Saras memerintah kami bertiga.
Kesempatan ini tidak kami sia-sia kan. Langsung saja saya rebahkan Saras di lantai dan saya jilati vaginanya, dan Beni juga tidak kalah ganasnya menyedot habis kedua putting Saras sedangkan Indra melumat habis bibir Saras. .Samar-samar saya mendengar Saras mulai mendesah.

Kali ini saya gantian ke buah dada Saras, saya menjilati dulu pinggirnya secara bergantian, dari kanan ke kiri. Tetapi saya tidak menyentuh sedikit pun puting Saras.
Dan Saras kemudian bicara, "Ayo isep... puting saya..!"

"Wah ini saatnya ..!" pikir saya dalam hati.
"Kamu minta diisep puting kamu..!" jawab saya sambil tersenyum.
Saya lihat Bani dan Indra tersenyum melihat Saras terkapar pasrah.

Tidak lama setelah saya memainkan buah dada Saras, saya turun lagi ke vaginanya. Tampaklah bulu-bulu vag|na Saras yang begitu halus dan dicukur rapih. Dengan sigap saya langsung menghisap vag|na Saras.

"Ohh.. enakk..! Terus donk Mas..!" sahut Saras sambil mendesah.
Kalimat itu membuat saya tambah semangat, maka saya tambah liar untuk menghisap vaginanya.

"Ahh....aku mau keluar," lirih Saras.
Dan tiba-tiba saja cairan vag|na Saras keluar diiringin teriakan dari Saras.
"Mas, kamu kok hebat ....mainin memekku..?" kata Saras terputus-putus.
Saya hanya tersenyum saja.

"Masukin punya mas...sekarang..!" pinta Saras.
"Nanti dulu, puting kamu aku isep lagi..!" jawab saya.
Maka dengan cepat langsung puting yang berwarna coklat muda itu saya hisap dengan kencangnya secara bergantian, kiri dan kanan.

"Ahh, enakk mas..! Kencang lagi..!" teriak Saras.
Mendengar suara cewek lagi terangsang begitu membuat saya tambah horny, apalagi penisku sudah dari tadi menunggu giliran 'masuk'. Maka langsung saja saya memasukkan pen|s saya ke vag|na Saras.
"Sempit banget memek Saras...!" pikir saya dalam hati.

Setelah sedikit bersusah payah, akhirnya masuk juga pen|s saya ke vag|na Saras
"Sar...memek kamu enak dan sempit ...." kata saya dengan napas yang mulai tidak teratur.
Dan kalimat saya dibalas dengan senyum oleh Saras yang sedang merem melek.
Begitu masuk, langsung saya goyangkan. Yang ada hanya suara Saras yang terus mendesah dan teriak.
"Terus mas... tambah cepet ..!"

Dan sekilas di samping saya tampak Beni dan Indra dengan pen|s mereka sudah menegang.
"Sabar ...tunggu giliran kalian, sekarang aku beresi dulu memek Saras ini..!" jawab saya sambil sambil menggoyangkan Saras.

Beni dan Indra hanya menganggukan kepala.
Tidak lama kemudian Saras minta ganti posisi, kali ini dia mau di atas.
Kami pun berganti posisi.

"Ahh.., enakk.., pen|s mas terasa banget didalam..!" teriak Saras sambil merem melek.
5 menit kemudian Saras teriak, "Ahh.., aku keluar lagi..!" dan dia langsung jatuh ke pelukan saya.
Tetapi saya belum keluar. Akhirnya saya ganti dengan gaya dogy.

Kali ini kembali Saras menjerit, "Terus... mas..!"
Tidak lama kemudian saya merasa kalau saya sudah mau keluar.
"Sar, mau keluarin dimana..?" tanya saya.
"Di muka saya saja." jawabnya cepat.

Kemudian, "Croott.., crott..!" sperma saya saya keluarkan di wajah Saras.
Kemudian Saras dengan cepat membersihkan pen|s saya, bahkan saya sampai ngilu dengan hisapannya. Tidak lama saya pun jatuh lemas di sampingnya. Saya melihat Beni dan Indra meremas pen|s masing-masing dan dia pun melihat Saras dengan tatapan ingin mendapat perlakuaan yang sama seperti saya.

Tiba-tiba saja Indra mencium Saras dengan ganasnya. Secara otomatis Saras membalasnya. Kemudian ciuman Indra mulai turun ke leher Saras dan dada Saras. Saras hanya pasrah diperlakukan seperti itu. Dada Saras diremas-remas oleh Indra dan sapuan lidahnya mulai turun ke daerah bawah.

"Hmm.., vag|na kamu bakal aku bikin basah lagi.....!" kata Indra dengan suara menggoda.
Kemudian tanpa diperintah Indra segera mencium dan menjilati vag|na Saras dengan lahapnya seperti orang yang kelaparan.

"Ahh.. ahh.. ahh.., enak mas..!" timpal Saras.
Kemudian Beni tidak mau kalah, segera Beni raih buah dada Saras dan segera menghisapnya. Beni mulai dari putingnya yang kanan, kemudian beralih ke yang kiri, Beni juga remas-remas buah dada Saras.

"Yang kencang mas..!" kata Saras lirih.
Kurang lebih 5 menit Beni memainkan dada Saras, kemudian Beni turun ke vaginanya. Tampaklah vag|na Saras yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang rapih itu sudah tampak basah.

"Memek kamu sudah basah Sar.., sudah ngga tahan yach..?" kata Beni sambil tersenyum.
Saras hanya menangguk saja tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Kemudian Beni mendekatkan mulutnya ke depan vag|na Saras, dan langsung Beni hisap jilati vagina Saras.

"Teruss..! Enak...mas!" itulah suara yang terdengar dari mulut Saras.
Setelah 10 menit Beni memainkan vagina Saras, Beni melakukan gerakan lebih jauh. Dan dengan segera Beni memasukkan penisnya ke dalam vagina Saras.

"Pelan-pelan....!" kata Saras.
Beni hanya tersenyum dan segera mencium Saras, dan Saras pun membalasnya dengan penuh semangat.

Bless, seluruh penis Beni kini berada di dalam vag|na Saras. Dan tanpa dikomando lagi Beni segera bergerak diikuti goyangan pinggul Saras. Saras memeluk Beni begitu eratnya dan Beni memperhatikan wajah Saras yang sedang merem melek seakan-akan tidak ingin berhenti memperoleh kenikmatan.
5 menit kemudian Saras ingin berganti posisi.

"Gantian dogy ...!" pinta Saras
Beni turuti saja kemauan Saras.
"Bless, bless.., bless..!" sedikit terdengar suara penis dan vag|na yang sedang berlomba, karena vag|na Saras sudah basah dan menurut Beni, Saras tidak lama lagi akan keluar.

Dan benar saja dugaan Beni, tiba-tiba saja Saras teriak, "Ah.., ahh.., ahh.., aku keluar..!"
Kemudian Saras langsung jatuh lemas dengan posisi telungkup, sementara pen|s Beni masih tertancap dalam vag|na Saras. Beni segera menggerakkan penisnya supaya dapat juga segera keluar. Tidak lama Beni terasa ingin keluar.

"Keluarin di mana Sar..?" tanya Beni.
"Di dalam .....!" jawab Saras dengan suara yang terbata-bata.
Lalu, "Crott, crott..!" pen|s Beni segera mengeluarkan semburan spermanya.

"Ahh..!" Beni bersuara dengan keras, "Enak....!" lanjut Beni.
Kemudian Beni langsung rebah di sebelah kanan Saras, sementara Indra tersenyum memperhatikan mereka berdua karena belum mencicipi Saras.

"Wah capek kamu Saras..?" tanya Indra.
Saras yang sudah lemas hanya dapat tersenyum.

Setelah istirahat beberapa menit, Saras melanjutkan meladeni permainan Indra.
Tanpa terasa hampir 3 jam kami menikmati tubuh Saras. Setelah selesai kira-kira setengah jam sebelum jam 4 sore Anto datang.

Kami hanya tersenyum melihat Anto mencium pipi Saras dengan sayang.