Tampilkan postingan dengan label saudara. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label saudara. Tampilkan semua postingan

Senin, 07 Mei 2018

Nikmatnya Permainan Adik Suamiku

CERITAHOT | Sudah beberapa hari ini Pandu lembur dan selalu pulang hampir jam 9 malam dalam keadaan capek dan sedikit tertekan. Mungkin karena mengejar deadline proyek dari kantornya. Dan karena lembur sialan ini, aku terpaksa mengalah pada keadaan.
Tak mungkin aku mengajak Pandu bercinta dalam keadaan capek berat. Boro2 cium2an, selesai mandi Pandu pasti sudah langsung tergeletak di ranjang, kurang dari 5 menit sudah tertidur pulas. Aku yg ditinggal bengong juga terpaksa tidur, dan puasa bercinta.
Hari ini Pandu pasti masi lembur mengejar deadline proyeknya besok. Aku makan malam sendiri (lagi). Cepat2 aku selesaikan makan malam yg sama sekali tidak menyenangkan, meskipun masak lauk kesukaanku, tetap saja tidak enak kalau dimakan sendiri.
Selesai makan aku langsung mengunci diri di kamar. Maklum, belakangan ini panas banget, mengurung diri di kamar ber-AC, dengan hanya mengenakan tank top tipis serta hot pants mungkin satu2 nya cara buat ngadem.

Jam delapan lewat sedikit aku mendengar suara pintu dibuka. Aku bersorak kegirangan, hari ini ternyata lemburnya tidak sampai jam 9. Lalu aku ngeloyor ke depan menyambut Pandu. Saat daun pintu terbuka, yang nampak malah bukan Pandu, tapi Willi adiknya Pandu. Ada sedikit rasa kecewa nyelip di hati. Tapi yah, karena sudah terlanjur ‘menyambut’ Willi, sekalian tanya basa basi.
“Tumben, jam segini udah nyampe rumah”
“Iya, habis tadi host acara ultah anak2. Ga mungkin kan anak2 disuruh begadang sampai jam 11 malam”
Aku hanya ber-oo ria.

“Biasanya Wi kan lanjut acara lagi bareng temen2 yang ginian.”
Aku tertawa saat berjalan sambil belenggak lenggok dengan sebelah tangan terangkat sampai di depan dada lalu jari tengah dan jempol dilekatkan.
Willi tertawa melihat kelakuanku.
“Temen2 emang banyak yg banci kaleng, tapi aku kan ngga. Buktinya Yuna suka kan sama ini..” katanya sambil mengelus2 penisnya.

Aku tertawa melihat keberaniannya menggodaku. Willi memang bekerja di EO besar ternama di kota ini. Tak heran dia banyak kenal dengan banci2 show dan dancer2 sexy. Tapi herannya Willi jarang hang out dengan dancer2, karena menurutnya mereka gampangan.

“Tuh, masi ada lauk di meja. Makan gih”
“Oke. Tadi uda nyolong kue2 anak yang ultah sih.. Tapi masi blon kenyang. Habis kuenya mungil2 semua.”

Aku hanya senyum2, lalu kembali masuk ke kamar. Tak ada acara lain selain menonton (sinetron). Pindah2 channel juga semua sama, ga ada tontonan yang bermanfaat. Lalu aku mengambil salah satu majalah untuk dibaca. Di luar aku mendengar suara byar byur, pasti Willi sedang mandi.
Berhubung majalah pun sudah pernah kubaca beberapa kali, aku menyerah. Hanya berbaring diam di ranjang dan tentunya sambil membayangkan Pandu. Entah kenapa malah bukan Pandu yang ada di pikiranku, tapi Willi. Tak mungkin aku merayu Willi untuk tidur dengan ku kan? Dimana harga diri? Meskipun aku dan Willi sudah pernah bercinta, seperti yang kuceritakan sebelumnnya, tapi itu kan atas permintaan Pandu.
Belum sempat berpikiran macam2, Willi mengetok pintu dan membuyarkan lamunanku. Dengan malas aku membuka pintu. Sedikit terkejut saat aku melihat Willi hanya memakai boxer andalannya.

“Panas.” saat aku melirik ke arah bawah perutnya.
Lalu Willi masuk ke kamarku tanpa kusuruh.

“Lumayan deh, uda dingin kamarnya. Kamarku masih panas, baru dihidupkan AC nya”
Willi ngoceh2 sendiri lalu duduk di pinggiran ranjang.
Nikmatnya Permainan Adik Suamiku
Pandu memergokiku bersama Willi.


Sebagai wanita dewasa aku tau maksud Willi datang ke kamarku dan ternyata aku juga tak bisa menolak, mengingat aku sudah beberapa hati tidak disentuh Pandu. Aku masih berdiri di dekat pintu dan seribu satu macam pikiran menyerbuku. Akankah kutolak atau ambil saja kesempatan ini?

Birahiku mulai terbakar saat melihat Willi dengan cuek rebahan di ranjangku sehingga tonjolan di balik boxernya nampak jelas. Dan yang paling parah, dia entah sengaja atau tidak memakai boxer ketat warna hitam. Aku paling pantang melihat Pandu pakai boxer hitam. Pasti jadi horny, karena menurutku cowo dengan boxer hitam sexynya minta ampun.

“Ngapain bengong di situ? Yuk, sini..” kata Willi sambil menepuk2 ranjang.
Dan ternyata birahi memang setan, mengalahkan segala2nya, aku pun bagai terhipnotis mendekati Willi.
Begitu duduk di tepian ranjang, Willi bangkit dan menciumiku. Dari bibir, turun ke tengkuk. Sampai merinding aku dibuai kecupan Willi. Aku mendesah, perasaanku melayang. Rasanya sudah lama sekali aku tak dimanjakan seperti ini. Bibir Willi makin lama makin turun, sampai ke buah dada ku. Tangannya yg sedari tadi sudah menyusup ke balik tank top dengan cepat melepas kaitan bra.
Willi berhenti sebentar untuk melepas bajuku lalu melanjutkan permainan lidahnya di ujung payudaraku. Rasanya benar2 nikmat. Tanpa sadar aku sudah terbaring dan Willi sudah menelanjangi kita berdua. Masi setia di babak foreplay, Willi turun ke arah vaginaku yang mulai basah. Willi menusukkan lidahnya ke vaginaku. Seperti gerakannya saat bercinta. Tak ada rasa lain selain kenikmatan tiada tara di bagian sensitifku.
Willi tiba2 menghentikan kegiatannya lalu memutar tubuhnya ke posisi 69. Aku hampir tidak bisa bekerja dengaan benar, meng-oral penisnya yang berdiri tegak dan keras. Sambil mengocok2 penisnya, aku menjilat2 kepala penisnya yang sudah mengeluarkan cairan bening pertanda nikmat dan siap bekerja.
Willi yang sudah terangsang tak mau menunggu lebih lama lagi dan mengganti posisi. Sekarang Willi berdiri di tepi ranjang sementara aku terbaring tepat di depannya. Kakiku diangkat dan disandarkan di bahunya. Pelan2 Willi memasukkan penis tegangnya ke dalam vaginaku. Aahhhh…
Aku benar2 menikmati goyangan Willi. Awalnya lambat lalu diikuti goyangan cepat, kemudian dia melambatkan ritme goyangannya. Begitu seterusnya sampai aku orgasme. Begitu melihatku orgasme, Willi berhenti sebentar, setelah beberapa detik, Willi membalikkan tubuhku ke posisi doggy kesukaannya.
Lalu aku disodok dari belakang. Penisnya keluar masuk vaginaku dengan cepat. Tangannya mencengkram erat pantatku. Aku mengerang nikmat. Dan mungkin kita berdua terbawa suasana sampai2 Pandu yang sudah pulang dan berdiri di ambang pintu tak kuperhatikan. Saat Pandu buka suara, aku baru tersadar dan kaget.
“Keluar.”

Satu kata dengan suara berat membuat Willi tersentak dan mencabut penisnya dari vaginaku dan tampaknya Willi tak berani memandang wajah Pandu. Setelah memakai kembali boxernya, Willi keluar dari kamarku. Tinggal aku yang masih bengong dalam keadaan telanjang. Pandu mendekati ranjang. Dari tatapan matanya aku tau kalau dia marah.
Pandu kemudian mendorongku dengan kasar sampai aku terbaring ke ranjang. Lalu dia sendiri melorotkan celananya. Sorot matanya begitu tajam, aku pun tak berani mamandang lansung ke arah matanya. Lalu Pandu naik ke ranjang dan dengan kasar dia menusukkan penisnya yang juga sudah berdiri tegak, mungkin karena melihat aku dan Willi bercinta entah berapa lama.
Tanpa suara dan masih dengan kasar dia menggoyangkan pinggulnya mencari kenikmatannya sendiri. Aku hanya bisa pasrah diperlakukan begitu. Seperti diperkosa oleh suamiku sendiri. Birahiku yg tadinya menggebu2 sudah hilang sejak Pandu menyodokkan penisnya dengan kasar.
Gerakan Pandu makin lama makin cepat, aku tau sebentar lagi dia akan orgasme. Tanpa mengurangi ritme goyangannya, Pandu akhirnya menyemprotkan spermanya ke dalam liang vaginaku. Lalu Pandu mendekatkan wajahnya ke telingaku.
Nikmatnya Permainan Adik Suamiku
Aku yang sedang kepanasan.


“Hanya ketika kusuruh, Willi boleh menyentuhmu” kata2 itu diucapkan Pandu dengan dingin.

Lalu Pandu berlalu dari hadapanku. Keluar dari kamar dan masuk ke kamar mandi utk mandi.

Willi bagai tak kapok, langsung masuk kembali ke kamarku saat suara air sudah terdengar. Ia memang lebih liar bila dibanding kakaknya.

“Ssttt.. Diam saja.. Belum sempat orgasme kan dengan Pandu? Sini aku kasih”

Aku yang sedikit marah diperlakukan kasar oleh Pandu lalu membuka kakiku lebar2. Willi dengan mudahnya menyusupkan penisnya ke vaginaku. Lalu dengan goyangan2 cepat aku sempat dibuatnya orgasme dua kali sebelum akhirnya dia juga orgasme.

Saat hampir menembak, dia mencabut penisnya dan mengarahkan ke wajahku. Aku mengisap sambil mengocok2 penisnya. Cairan hangat dan kentalnya tertumpah di dalam mulutku. Lalu dengan cepat dia kembali ke kamarnya. Lima menit kemudian Pandu masuk ke kamar dan langsung tidur (membelakangi aku).

Rabu, 25 April 2018

Kakak Dewa, Ai Ling, Dijahati Sudin Penipu

CERITAHOT | Aku bernama Dewa. Saat itu Kakak Dewa, Ai Ling berumur 19 tahun dan telah kuliah semester satu di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Kedua orang tua kami tinggal di Jawa Tengah, dimana mereka mengelola sebuah toko. Jakarta dirasa lebih kondusif untuk tempat menuntut ilmu, maka mereka mengirim kami ke Jakarta untuk bersekolah.

Kakakku Ai Ling wajahnya cukup cantik mirip dengan bintang film dari Hongkong atau Taiwan. Kulitnya putih mulus, karena memang kami adalah dari keluarga keturunan. Dengan tinggi di atas 160 cm bobot 50 kg, tubuhnya cukup ideal untuk seorang gadis remaja. Sehingga tidaklah mengherankan kalau teman-teman cowoknya banyak yang mendekatinya.

Bahkan yang menyukainya tidak hanya cowok keturunan saja. Banyak pula teman-teman kuliah cowoknya yang pribumi juga terang-terangan mendekatinya. Tapi semua sama saja, penipu cinta.

Namun Ai Ling tidak menanggapinya, karena sebetulnya Ai Ling telah mempunyai pacar yang pada waktu itu sedang kuliah di Amerika. Selain aku dan Ai Ling, rumah tersebut juga dihuni oleh seorang pembantu perempuan dan seorang sopir pribadi yang rutin bertugas mengantar kami sekolah dan kuliah.

Sopir kami bernama Sudin Penipu. Sebelumnya ia bekerja sebagai tukang ojek. Beberapa saat sebelum terjadi peristiwa tersebut, sebenarnya aku telah mempunyai firasat yang kurang mengenakkan mengenai Sudin. Beberapa kali aku memergoki Sudin sedang menatap dengan tajam bagian tubuh tertentu dari Ai Ling, jika kebetulan Ai Ling sedang tidak menyadarinya.

Memang kadang-kadang jika berada di rumah dan sedang santai, Ai Ling sering mengenakan baju rumah yang cukup ketat. Apalagi setelah pembantu perempuan kami pulang ke desanya, karena ada salah satu anggota keluarganya yang sedang sakit keras, kadang-kadang Ai Ling hanya sendirian dengan Sudin di dalam rumah karena jam sekolahku berbeda.

Tetapi untungnya pada malam hari Sudin tidak menginap di rumah kami. Suatu malam saat aku, Dewa, dan Kakak Dewa, Ai Ling sedang santai menonton TV di ruang tamu, tiba-tiba Sudin muncul bersama dua orang temannya tukang ojek yang biasa beroperasi di sekitar daerah itu. Sudin rupanya telah lama berniat akan merampok rumah majikannya tersebut, karena hanya Nico dan Ai Ling saja yang tinggal di rumah itu.

Kakak Dewa, Ai Ling, Dijahati Sudin Penipu
Kakak Dewa: Ai Ling

Untuk melancarkan rencana tersebut, Sudin Penipu telah mengontak 2 orang temannya yang bekas sesama tukang ojek, untuk membantunya melaksanakan maksud tersebut. Pada hari dan waktu yang telah ditentukan mereka melaksanakan rencana tersebut, karena itulah mengapa tiba-tiba mereka muncul malam itu di rumah kami. Sambil mengancam dengan pisau, mereka memaksa kami untuk menunjukan barang-barang berharga dan uang yang disimpan dalam lemari. Dengan ketakutan Ai Ling menyerahkan barang-barang berharga milik kami seperti uang, arloji, handphone, dll.

Mereka kemudian masuk ke kamar Ai Ling untuk mengambil perhiasan dan barang-barang berharga lainnya. Melihat kegarangan mereka hati kami menjadi ciut. Kami berdoa dalam hati biarlah barang-barang tersebut diambil asalkan kami tetap selamat. Setelah selesai mengambil semuanya, tiba-tiba salah seorang teman Sudin berkata: "Eh, ngomong-ngomong cewek ini boleh juga ya. Mending kita sikat saja sekalian.", "Iya nih. Wajahnya cakep dan kulit mukanya putih, nggak tahu kalau bagian tubuh yang lainnya", kata yang lain sambil memandang kakakku dengan tersenyum-senyum.

"Wah, bener juga kata lu. Susunya montok tuh, ngelihatnya saja sudah bikin orang ngaceng..., kita bisa pesta nih. Mimpi apa kita semalam. Apalagi kita belum pernah ngerasain amoy. Yuk dah, kita garap rame-rame", timpalnya lagi. Saat itu kakakku baru pulang setelah pergi bersama temannya dan mengenakan kaos berwarna merah yang cukup ketat. Sudin segera mendekati Ai Ling yang berdiri ketakutan di pinggir tembok. Tangannya dengan cepat meraba-raba pipi Ai Ling yang putih mulus, sambil ia berkata pada teman-temannya, "Cewek manis ini, namanya Ai Ling.

Aku sendiri sebenarnya sudah lama pengen ngerasain dia. Apalagi dia suka banget pake pakaian yang bikin orang terangsang. Hari ini kita bakalan puas deh". Dengan segera Ai Ling menampik tangan Sudin dan sambil menatap wajahnya dengan menguatkan hatinya, Ai Ling mencoba menggertak Sudin.

"Kurang ajar kamu yah. Aku ini kan majikanmu, tega benar kamu hendak berbuat kurang ajar padaku!" Bukannya takut Sudin malah makin berani, sahutnya, "Aku memang kacungmu yang biasa diperintah-perintah, tapi kali ini kamulah yang akan menuruti kemauan kami", kata Sudin. Tiba-tiba kedua tangannya dengan cepat meraih payudara Ai Ling dan segera meremas-remasnya dengan ganas.

Ai Ling yang telah tersandar pada tembok, tidak dapat mengelaknya, "Adduhhhh..., jangaaann...!", jeritnya kaget mendapat perlakuan kasar dari Sudin tersebut.

Melihat itu akupun menjadi emosi, seketika kuterjang Sudin dan memukulinya. Tapi mereka kemudian mengeroyokku dan memukuliku sampai babak belur. Sementara Ai Ling menjerit-jerit menyaksikan aku dipukuli oleh bajingan-bajingan itu.

"Kamu jangan macam-macam kalau tidak ingin kami bunuh!" hardik Sudin sambil menampar mukaku. "Jo, ikat dia. Biar dia ngeliat kita ngerjain kakaknya", kata Sudin memerintah temannya. Kemudian mereka menyeretku ke kamar Ai Ling dan mengikatku di kursi dekat ranjangnya.

Setelah itu mereka menggotong Ai Ling yang terus memberontak, ke dalam kamarnya dan melemparnya ke atas tempat tidurnya. "Ai Ling, dengar baik-baik, kalian akan kuampuni kalau kamu mau menuruti kemauan kami. Kalau kamu melawan, adikmu akan kubunuh dan kau pun akan kubunuh setelah kami puas menikmatimu. Saat ini tidak ada yang dapat menolong kalian", kata Sudin Penipu.

Sementara karena ketakutan diancam hendak dibunuh, akhirnya Kakakdewa, Ai Ling tidak berani berteriak keras-keras dan pasrah dengan nasibnya. Segera dengan tidak membuang-buang waktu mereka langsung mendekati Ai Ling yang masih terkapar di atas tempat tidur dan mulai mengerubutinya.

Sudin langsung mencium muka Ai Ling, mula-mula hidung dan pipinya dijilat-jilatnya, seakan-akan sedang menikmati betapa licin dan mulusnya pipi Ai Ling tersebut, akhirnya bibir Ai Ling dilumatnya dengan ganas. Sementara kedua tangannya tidak tinggal diam, dengan nafsu meraba-raba buah dada yang mulus padat itu, kemudian meremas-remasnya dengan sangat bernafsu. Dari mulut Ai Ling hanya terdengar jeritan lirih, "Aaagghhh...., aaggghhh..., jaangaannn..., jannngaannn..., aaammmpunnnnn..., aammmppunnnnnn...!", "...Jaaanngaaannn..., peerrkoossssaaaa..., saaayyaaaaa...!", akan tetapi sambil tertawa-tawa Sudin berkata,

"Tenang saja, nanti juga lo akan merasa keenakan, niiihhhh..., gimana rasanya, enak khan pijitanku. Susumu benar-benar nikmat", katanya sementara aktifitas kedua tangannya tetap masih meremas-remas payudara Ai Ling. Badan Ai Ling menggeliat-geliat, tapi dia tidak dapat menghindar karena kedua teman Sudin masing-masing memegang kaki dan tangannya erat-erat sambil tertawa-tawa.

Lalu mereka tidak mau kalah dengan Sudin, salah seorang di antaranya yang memegang kedua kaki Ai Ling, langsung menyingkap dan menarik lepas rok Ai Ling, sehingga terlihat celana dalam merah muda dan kedua belah paha Ai Ling yang putih mulus. Kemudian sambil menduduki kedua kaki Ai Ling, kedua tangan orang tersebut segera mengelus-elus kedua paha Ai Ling yang sudah setengah terpentang itu dengan bebas.

Tangannya mula-mula hanya bermain-main di kedua paha, naik turun, tapi akhirnya secara perlahan-lahan mulai mengelus-elus belahan di antara kedua pangkal paha Ai Ling yang masih ditutupi CD itu. Tidak cukup sampai di situ, bahkan salah satu jari tengahnya dimasukan ke celana dalam Ai Ling dan dipaksakan masuk ke dalam kemaluan Ai Ling yang masih sangat rapat itu.

Badan Ai Ling hanya bisa menggeliat-geliat saja dan pantatnya bergerak menggeser ke kiri ke kanan mencoba menghindari tangan-tangan yang menggerayangi paha dan kemaluannya itu. Dari mulutnya tetap terdengar jeritan",Jaaangannnn..., jjannngann..., aadduuhhh..., aaddduhhhhh....!" dan dari kedua matanya mengalir air mata putus asa, kepalanya digeleng-gelengkan ke kiri ke kanan, menahan rasa geli yang mulai merambat ke seluruh tubuhnya.

Secara perlahan-lahan pada bagian CD-nya yang menutupi belahan liang kewanitaannya mulai terlihat membasah. Rupanya tubuh Ai Ling tidak dapat menyembunyikan reaksinya atas perasaan terangsangnya menerima perlakuan tersebut.

-Bersambung-